Minggu, 26 Agustus 2012

Tips Anak Supaya Gemuk


Tips Anak Supaya Gemuk banyak dipakai untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi anak. Masalah gizi yang dialami anak tidak terbatas pada kelebihan badan maupun obesitas saja, namun beberapa anak juga terlihat mengalami berat badan yang kurang atau kurus. Terus bagaimanakah cara menggemukkan badan anak yang kurus? Anak yang mengalami masalah gizi dapat dilihat dari badan yang kurus dan berat badan yang dimiliki di bawah normal. Untuk mengetahui kondisi tersebut dapat dilakukan dengan pengukuran indeks massa tubuh (IMT) lewat perbandingan tinggi serta berat badan.

Menurut salah seorang professor pediatri,  Stephen R Daniels, MD, PhD, dari Children’s Hospital Medical Center, Cincinnati, “Perlu diingat bahwa berat badan anak bersifat dinamis dan berubah sesuai dengan pertumbuhannya. Untuk tahu apakah anak masuk kategori kurus atau tidak bisa menggunakan grafik pertumbuhan atau IMT.”

Kita dapat melakukan beberapa cara berikut untuk menggemukkan badan anak:

1. Konsumsilah lemak yang sehat
Tambahkanlah dalam pola makan anak dengan lemak sehat, hal ini dapat membantu untuk menaikan kalori yang sangat dibutuhkan dalam peningkatkan berat badan.
Gantilah konsumsi lemak seperti mentega dan margarin dengan lemak yang lebih sehat, contohnya lemak yang terdapat pada kacang-kacangan, alpukat, dan minyak goreng zaitun, safflower dan canola. Contohnya sandwich yang ditambah dengan sepotong alpukat atau tuna
.
2. Buatlah rencana pola makan
Libatkanlah anak dalam membuat perencanaan pola makan, hal ini dilakukan supaya suasana lebih menyenangkan dan juga bisa mengenalkan makanan sehat pada anak. Ada keuntungan yang diperoleh ketika mengajarkan anak dalam mempersiapkan makanan, kondisi tersebut dapat menambah gairah anak ketika makan dan membuat suasana menjadi lebih santai. Anak bisa makan dalam jumlah yang sedikit bila anak merasa terburu-buru atau tidak rileks. Beberapa jenis makanan dengan kalori tinggi, yakni keju, susu, telur, yoghurt, roti, sup kacang, pasta, macaroni, sereal, selai kacang dan kentang.


3. Berikanlah anak shake, jus buah dan smoothies
Salah satu minuman yang mempunyai kandungan kalori tinggi dan juga sangat kaya akan gizi adalah minuman shake dan smoothies. Tambahkan variasi dalam minuman tersebut dengan mencampurkan buah seperti blueberry, stroberi, pisang, dll, atau tambahkanlah yoghurt. Variasi ini akan membuat anak lebih menikmatinya.
Disamping itu, Anda juga dapat menambahkan sayuran dalam smoothie dan juga tambahkan madu untuk pemanis alaminya. Supaya anak tidak melewatkan waktu makannya, berikanlah minuman tersebut dua jam sebelum waktu makan.

4. Hindarilah memberikan anak makanan cepat saji
Kandungan yang terdapat dalam makanan cepat saji, antara lain gula, garam serta lemak jenuh tinggi. Bila Anda mempunyai keinginan memiliki anak yang gemuk, biasakanlah anak untuk mengkonsumsi makanan sehat, dan hindarilah junk food karena memiliki kandungan kalori yang rendah. Jadi walaupun berat badan anak bertambah namun tubuhnya kurang sehat dan lebih cenderung memiliki berat badan berlebih.
Ada 3 jenis lemak yang dibutuhkan tubuh, yakni lemak tak jenuh tunggal, lemak tak jenuh ganda dan lemak jenuh, sedangkan pada junk food hanya memiliki lemak jenuh saja.

5. Suplemen penambah nafsu makan
Suplemen untuk meningkatkan nafsu makan pada anak biasanya mengandung beberapa jenis vitamin seperti vitamin A, B kompleks dan bebepa bahan atau nutrisi aktif lainnya. Biasanya suplemen penambah nafsu makan dijual di apotik dalam bentuk sirup dengan rasa yang enak.
Seringkali orang tua senang jika melihat anaknya gemuk karena terlihat lucu, tetapi seperti yang kita tahu gemuk tidak selalu sehat. Yang paling baik adalah berat badan yang ideal. Saat berusaha menggemukan anak yang kurus orang tua harus tetap menjaga agar berat badan anak supaya tidak berlebih










Sabtu, 25 Agustus 2012

Stimulasi Anak Bayi Usia 9-12 bulan dan Evaluasi Perkembangannya


Bermain bola.

Ajak bayi bermain bola. Gelinclingkan bola ke arahnya dan usahakan agar ia menggelindingkan bola atau memukulnya kembali ke arah anda. Bola besar akan lebih mudah untuk bermain pertama kali. Berangsur-angsur bermain bola dengan berbagai ukuran, jangan gunakan bola yang terlalu kecil sehingga dapat ditelan dan menyebabkan tersedak. Jangan memakai balon.

Membungkuk.

Jika bayi sudah bisa berdiri, letakkan sebuah mainan di lantai. Ajak agar ia mau membungkuk dan mengambil mainan itu tanpa berpegangan. Mula-mula mungkin bayi perlu dibantu.

Berjalan sendiri.

Bantu bayi agar mau berjalan beberapa langkah tanpa berpegangan. Buat permainan seperti meminta bayi berjalan ke pelukan anda untuk mendapatkan dekapan atau mainan yang disukainya. Beri pujian bila bayi mau berjalan beberapa langkah. Bila bayi belum siap berjalan, tunggu beberapa hari dan coba lagi.

Naik tangga.

Tunjukkan kepada bayi cara naik tangga dengan merangkak, kemudian biarkan ia menuruni tangga dengan melangkahkan kakinya. Gunakan tangga yang rendah dan bayi jangan ditinggal sendirian.


Menyusun balok/kotak.

Ajari bayi menyusun beberapa balok/kotak besar. Balok/kotak dapat dibuat dari karton atau potonganpotongan kayu bekas. Benda lain yang bisa dipakai adalah beberapa kaleng kecil (kosong) atau mainan anak berbentuk kubus/balok.

Menggambar

Letakkan krayon/pinsil berwarna dan kertas di meja. Ajak bayi “menggambar” dengan krayon atau pinsil berwarna. Kegiatan menggambar ini dapat dilakukan bersamaan dengan anda menge6akan tugas rumah tangga.

Bermain di dapur.

Biarkan bayi bermain di dapur ketika anda sedang memasak. Pilih lokasi yang jauh dari kompor dan letakkan sebuah kotak tempat menyimpan mainan alai memasak dari plastik atau bends-bends yang ads di dapur seperti gelas, mangkuk, sendok, tutup gelas dari plastik.


Menirukan kata-kata.

Setiap had bicara kepada bayi. Sebutkan kata-kata yang telah diketahui artinya seperti: minum susu, mandi, tidur, kue, makan, kucing dan lain-lain. Buat agar bayi mau meniru kata-kata tersebut. Bila bayi mau mengatakannya, puji ia, kemudian sebutkan kata itu lagi dan buat agar ia mau mengulanginya.

Berbicara dengan boneka.

Beli sebuah boneka atau buat boneka mainan dari sarung tangan atau kaos kaki yang digambad dengan pens menyerupai bentuk wajah. Berpura-pura bahwa boneka itu yang berbicara kepada bayi dan buat agar bayi mau berbicara kembali dengan boneka itu.

Bersenandung dan bernyanyi.

Nyanyikan lagu dan bacakan syair anak kepada bayi sesering mungkin


Minum sendiri dari sebuah cangkir.

Bantu bayi memegang cangkir dan minum dari cangkir itu. cangkir plastik tertutup dengan lubang mulut dapat dipakai untuk tahap awal, isi cangkir dengan air sedikit agar tidak tumpah.

Makan bersama-sama.

Ajak bayi makan bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya. Bayi duduk dekat dengan yang lainnya dan makan makanannya (makanan bayi umur 9-12 bulan berbeda dengan makanan keluarga).

Menarik mainan yang letaknya agak jauh.

Ajari bayi untuk mengambil sendiri mainan yang letaknya agak jauh dengan cars meraih, menarik, ataupun mendorong badannya supaya dekat dengan mainan tersebut. Letakkan mainan yang ber
tali agak jauh, ajari bayi cara menarik tali untuk mendapatkan mainan tersebut. Simpan mainan bertali tersebut jika anda tidak dapat mengawasi bayi.



Evaluasi untuk Anak bayi Usia 9-12 Bulan


1.Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di pojok, kemudian muncui dan menghilang secara berulang-ulang di hadapan anak, apakah ia mencari anda atau mengharapkan anda muncul kembali?

2.Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil pensil tersebut dengan perlahan-lahan. Sulitkah anda mendapatkan pensil itu kembali?

3.Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih dengan berpegangan pada kursi/meja?

4.Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, misalnya: “ma-ma”, “da-da” atau “pa-pa”. Jawab YA bila ia mengeluarkan salah—satu suara tadi.

5.Apakah anak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri tanpa bantuan anda?

6.Apakah anak dapat membedakan anda dengan orang yang belum ia kenal? la akan menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat permulaan bertemu dengan orang yang belum dikenalnya.

7.Apakah anak dapat mengambil Benda kecil seperti kacang atau kismis, dengan meremas di antara ibu jari dan jarinya seperti pada gambar?

8.Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan?

9.Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu kata-kata yang lengkap). Apakah ia mencoba meniru menyebutkan kata-kata tadi ?

10.Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang? Kerincingan bertangkai dan tutup panel tidak ikut dinilai.

Stimulasi Anak Bayi Usia 6-9 Bulan


Stimulasi Dan Evaluasi Perkembangan Anak bayi Usia 6-9 Bulan

Merangkak

Letakkan sebuah mainan di luar jangkauan bayi, usahakan agar ia mau merangkak ke arah mainan dengan menggunakan kedua tangan dan lututnya.

Menarik ke posisi berdiri.

Dudukkan bayi di tempat tidur, kemudian tarik bayi ke posisi berdiri. Selanjutnya, lakukan hat tersebut di atas meja, kursi atau tempat lainnya.

Berjalan berpegangan.

Ketika bayi telah mrampu berdiri, letakkan mainan yang disukainya di depan bayi dan jangan terlalu jauh. Buat agar bayi mau berjalan berpegangan pads ranjangnya atau perabot rumah tangga untuk mencapai mainan tersebut.

Berjalan dengan bantuan.

Pegang kedua tangan bayi dan bust agar ia mau melangkah.


Memasukkan benda ke dalam wadah.

Ajari bayi cara memasukkan mainan/ benda kecil ke dalam suatu wadah yang dibuat dari karton/kaleng/kardus/botol air mineral bekas. Setelah bayi memasukkan bends-beads tersebut ke dalam wadah, ajad cara mengeluarkan benda tersebut clan memasukkannya kembali. Pastikan benda-benda tersebut tidak berbahaya, seperti: jangan terialu kecil karena akan membuat tersedak bila benda itu tertelan.

Bermain “genderang”.

Ambit kaleng kosong bekas, bagian atasnya ditutup dengan plastik/kertas tebal seperti “genderang”. Tunjukkan cara memukul “genderang” dengan sendok/centong kayo hingga menimbulkan suara.

Memegang alat tulis dan mencoret-coret.

Sediakan krayon/pensil berwarna clan kertas bekas di atas meja. Dudukkan bayi di pangkuan anda, bantu bayi agar ia dapat memegang krayon/pensil clan ajarkan bagaimana mencoret-coret kertas.

Bermain mainan yang mengapung di air.

Buat mainan dari karton bekas/kotak/gelas plastik tertutup yang mengapung di air. Biarkan bayi main dengan mainan tersebut ketika mandi. Jangan biarkan bayi sendirian ketika mandilmain di air.

Membuat bunyi-bunyian.

Tangan kanan clan kid bayi masing-masing memegang mainan yang tidak dapat pecah (kubus/balok kecil). Bantu agar bayi membuat bunyi bunyian dengan cara memukul-mukul ke 2 benda tersebut.

Menyembunyikan dan mencari mainan.

Sembunyikan mainan/benda yang disukai bayi dengan cara ditutup selimut/koran, sebagian saja. Tunjukkan ke bayi cara menemukan mainan tersebut yaitu dengan mengangkat kain/koran penutup mainan. Setelah bayi mengerti permainan ini, maka tutup mainan tersebut dengan selimut/ koran, dan biarkan ia mencari mainan itu sendiri.



Pilih gambar-gambar menarik yang berwarna-warni (misal: gambar binatang, kendaraan, meja, gelas dan sebagainya) dari buku/majalah bergambar yang sudah tidak terpakai. Sebut nama gambar yang anda tunjukkan kepada bayi. Lakukan stimulasi ini setiap hari dalam beberapa menit saja.

Menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar .

Tempelkan berbagai macam guntingan gambar yang menarik dan berwama-wami (misal: gambar binatang, mainan, slat rumah tangga, bungs, bush, kendaraan dan sebagainya), pads sebuah buku tulis/gambar. Ajak bayi melihat gambar2 tersebut, bantu ia menunjuk gambar yang namanya anda sebutkan. Usahakan bayi mau mengulangi kata-kata anda. Lakukan stimulasi ini setiap had dalam beberapa menit saja.


Permainan ’bersosialisasi’.

Ajak bayi bermain dengan orang lain. Ketika ayah pergi, lambaikan tangan ke bayi sambil berkata “da… daag”. Bantu bayi dengan gerakan membalas melambaikan tangannya. Setelah ia mengerti permainan tersebut, cobs agar bayi mau menggerakkan tangannya sendid ketika mengucapkan kata-kata seperti di atas




Evaluasi Perkembangan Anak Bayi Usia 9 Bulan


1.Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi clucluk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.

2.Pernahkah anda melihat bayi memindahkan mainan atau kue kering dari satu tangan ke tangan yang lain? Benda?benda panjang seperti sendok atau kerincingan bertangkai tidak ikut dinilai.

3.Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan selendang, sapu tangan atau serbet, kemudian jatuhkan ke lantai. Apakah bayi mencoba mencarinya? Misalnya mencari di bawah meja atau di belakang kursi?

4. Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti mainan/kue kering, dan masing-masing tangan memegang satu benda pada saat yang sama? Jawab TIDAK bila bayi tidak pernah melakukan perbuatan ini.

5.Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke posisi berdiri, dapatkah ia menyangga sebagian berat badan dengan kedua kakinya? Jawab YA bila ia mencoba berdiri dan sebagian berat badan tertumpu pada kedua kakinya.

6.Dapatkah bayi memungut dengan tangannya benda-benda kecil seperti kismis, kacang?kacangan, potongan biskuit, dengan gerakan miring atau menggerapai seperti gambar ?

7.Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah bayi duduk sendiri selama 60 detik?

8.Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri?

9.Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang berdiri di belakangnya, apakah ia menengok ke belakang seperti mendengar kedatangan anda? Suara keras tidak ikut dihitung. Jawab YA hanya jika anda melihat reaksinya terhadap suara yang perlahan atau bisikan.


10.Letakkan suatu mainan yang dinginkannya di luar jangkauan bayi, apakah ia mencoba mendapatkannya dengan mengulurkan lengan atau badannya?


Jumat, 24 Agustus 2012

Stimulasi Anak Bayi dan Evaluasi Perkembangannya


Stimulasi Anak Bayi berbeda untuk setiap perkembangan usia, demikian pula dengan evaluasi perkembangan anak, salah satu alat yang bisa digunakan untuk evaluasi adalah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

Cara menggunakan KPSP :

ada beberapa standar usia KPSP :
3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan

Silahkan diklik link berikut untuk usia yang sesuai ya



Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil dari usia anak.
Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan adalah KPSP 9 bulan.

Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan.
Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan
Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.

Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : “dapatkah bayi makan kue sendiri?”
Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : “pada posisi bayi anda terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk”

Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan.
Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.
Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK.
Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.


Interpretasi Hasil KPSP

Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang)
Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah)
Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan (S)
Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.


Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)

-Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.
-Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.
-Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari yang terarah.
-Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.


Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)

-Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang diberikan lebih sering .
-Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan anak.
-Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat perkembangannya.
-Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama pada saat anak pertama dinilai.
-Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.
Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia hanya bisa 7-8 YA. Lakukan stimulasi selama 2 minggu. Pada saat menilai KPSP kembali gunakan dulu KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah berusia 9 bulan, bisa dilaksanakan KPSP 9 bulan.

Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan lagi.
Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8 jawaban YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah sakit dengan fasilitas klinik tumbuh kembang.



Stimulasi Anak Usia 3-6 bulan


Stimulasi Anak yang dilakukan pada usia 3-6 bulan

Menyangga berat

Angkat badan bayi melalui bawah ketiaknya ke posisi berdiri. Perlahan-lahan turunkan badan bayi hingga kedua kaki menyentuh meja, tempat tidur atau pangkuan anda. Coba agar bayi mau mengayunkan badannya dengan gerakan naik turun serta menyangga sebagian berat badannya dengan kedua kaki bayi.

Mengembangkan fungsi kontrol terhadap kepala

Latih bayi agar otot-otot lehernya kuat. Letakkan bayi pada posisi telentang. Pegang kedua pergelangan tangan bayi, tarik bayi perlahan-lahan ke arah anda, hingga badan bayi terangkat ke posisi setengah duduk. Jika bayi belum dapat mengontrol kepalanya (kepala bayi tidak ikut terangkat), jangan lakukan latihan ini. Tunggu sampai otot-otot leher bayi lebih kuat.

Duduk

Bantu bayi agar bisa duduk sendiri. Mula-mula bayi didudukkan di kursi dengan sandaran agar tidak jatuh kebelakang. Ketika bayi dalam posisi duduk, beri mainan kecil ditangannya. Jika bayi belum bisa duduk tegak, pegang badan bayi. Jika bayi bisa duduk tegak, dudukkan bayi di lantai yang beralaskan selimut, tanpa sandaran atau penyangga.


Letakkan sebuah mainan kecil yang berbunyi atau berwarna cerah di tangan bayi. Setelah bayi menggenggam mainan tersebut, tarik pelan-pelan untuk melatih bayi memegang benda dengan kuat.

Memegang benda dengan kedua tangan.

Letakkan sebuah benda atau mainan di tangan bayi dan perhatikan apakah ia memindahkan benda tersebut ke tangan lainnya. Usahakan agar tangan bayi, kiri dan kanan, masing-masing memegang benda pada waktu yang sama. Mula-mula bayi dibantu, letakkan mainan di satu tangan dan kemudian usahakan agar bayi mau mengambil mainan lainnya dengan tangan yang paling sering digunakan.

Makan sendiri

Beri kesempatan kepada bayi untuk makan sendiri, mula-mula berikan biskuitnya sehingga bayi bisa belajar makan biskuit.

Mengambil benda-benda kecil

Letakkan benda kecil seperti remah-remah makanan atau potongan-potongan biskuit di hadapan bayi. Ajari bayi mengambil benda-benda tersebut. Jika bayi telah mampu melakukan hat ini, jauhkan pil, obat dan benda kecil lainnya dari jangkauan bayi.


Ajari bayi agar memalingkan mukanya ke arah sumber suara. Mula-mula muka bayi dipegang dan dipalingkan perlahan-lahan ke arah sumber suara, atau bayi dibawa mendekati sumber suara.

Menirukan kata-kata.

Ketika berbicara dengan bayi, .ulangi beberapa kata berkali-kali dan usahakan agar bayi menirukannya. Yang paling mudah ditirukan oleh bayi adalah kata papa dan mama, walaupun ia belum mengerti artinya.


Pegang saputangan/kain atau koran untuk menutupi wajah anda dari pandangan bayi. Singkirkan penutup tersebut dari hadapan bayi dan katakan “ciluk ba” ketika bayi dapat melihat wajah anda kembali. Lakukan hal ini berulang kali. Yang penting, usahakan bayi tidak dapat melihat wajah anda untuk beberapa saat dan tiba-tiba wajah anda muncul kembali dengan gembira dan berseri-seri. Cara lain adalah mengintip bayi dari balik pintu atau tempat tidurnya.

Melihat dirinya di kaca

Pada umurini, bayi senang melihat dirinya di cermin. Bawalah bayi melihat dirinya di cermin yang tidak mudah pecah.

Berusaha meraih mainan

Letakkan sebuah mainan sedikit diluar jangkauan bayi. Gerak-gerakkan mainan itu didepan bayi sambil bicara kepadanya agar ia berusaha untuk mendapatkan mainan itu. Jangan terlalu lama membiarkan bayi berusaha meraih mainan tersebut, agar ia tidak kecewa.




evaluasi Perkembangan Anak Usia 6 Bulan

1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang lain?

2. Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak clan stabil? Jawab TIDAK bila kepala bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya

3. Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari bayi. (jangan meletakkan di atas telapak tangan bayi). Apakah bayi dapat menggenggam pensil itu selama beberapa detik?

4.Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai penyangga seperti padA gambar ?

5.Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik tetapi bukan menangis?

6.Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari telentang ke telungkup atau sebaliknya?

7.Pernahkah anda melihat bayi tersenyurn ketika melihat mainan yang lucu, gambar atau binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri?

8.Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil sebesar kacang, kismis atau uang logam? Jawab TIDAK jika ia tidak dapat mengarahkan matanya.

9.Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan agak jauh namun masih berada dalam jangkauan tangannya?

10.Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi clucluk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.





Stimulasi dan Evaluasi Bayi 0-3 bulan


Berikut Stimulasi yang bisa diberikan pada bayi usia 0-3 bulan

-Letakkan bayi pada posisi telungkup. Gerakkan sebuah mainan berwarna cerah atau buat suara-suara gembira di depan bayi sehingga ia akan belajar mengangkat kepalanya. Secara berangsur-angsur ia akan menggunakan kedua lengannya untuk mengangkat kepala dan dadanya.

-Letakkan mainan berwarna cerah di dekat bayi agar ia dapat melihat dan tertarik pada mainan tersebut. Kemudian pindahkan benda tersebut ke sisi lain dengan perlahan. Awalnya bayi perlu dibantu dengan cara menyilangkan paha bayi agar badannya ikut miring sehingga memudahkan bayi berguling. Ketika ia berguling, senyum dan tunjukkan rasa kasih sayang. Jaga bayi agar tidak jatuh dari tempat tidur, meja atau dari ketinggian lainnya.

-Gendong bayi dalam posisi tegak agar ia dapat belajar menahan kepalanya tetap tegak.

-lkat sebuah tali menyilang di atas tempat tidur bayi. Gantungkan pada tali tersebut benda/mainan berputar atau berbunyi, berwarna cerah. Bayi akan tertarik dan melihat, menendang atau menggapai mainan tersebut. Pastikan benda tersebut tidak bisa dimasukkan ke mulut bayi, dan tali tidak akan terlepas dari ikatannya.

-Bayi senang memperhatikan wajah seseorang, gambar, benda atau mainan menarik berwarna cerah. Dekatkan wajah anda, gambar, mainan menarik ke wajah bayi agar ia melihat dan memperhatikannya. Perlahan-lahan gerakkan wajah anda atau benda-benda itu ke sisi kanan dan kiri sehingga bayi ikut memperhatikannya.

-Pangku bayi di dekat sebuah meja, kemudian jatuhkan sebuah benda kecil (misal : kacang) dari atas meja, tepat di depan bayi anda. Anda juga dapat memutar benda itu di atas meja dan melihat apakah bayi anda memperhatikannya.
Jaga bayi anda agar tidak menelan benda itu, karena bisa menyebabkan tersedak.

-Letakkan benda/mainan kecil yang berbunyi atau berwarna cerah di tangan bayi atau sentuhkan benda tersebut pada punggung jari-jarinya. Amati cara ia memegang benda tersebut. Hal ini berhubungan dengan suatu gerak reflek.
Semakin bertambah umur bayi, ia akan semakin mampu memegang benda-benda kecil dengan ujung jarinva (menjimpit). Jaga agar benda itu tidak melukai bayi atau tertelan dan membuatnya tersedak.

-Ajak bayi meraba dan merasakan berbagai bentuk permukaan seperti mainan binatang, mainan plastik, kain-kain perca, karet dan sebagainya. Bayi anda mungkin memasukkan benda-benda itu ke mulutnya, maka pastikan bahwa benda-benda itu tidak terlalu kecil atau mudah disobek dan ditelan

-Setiap hari, bicara dengan bayi sesering mungkin. Gunakan setiap kesempatan seperti waktu memandikan bayi, mengenakan pakaiannya, memberi makan, di tempat tidur, ketika anda sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan sebagainya. Bayi tidak pernah terlalu muda untuk diajak bicara.

-Tirukan ocehan bayi sesering mungkin, maka ia akan menirukan kembali suara anda.

-Ajak bayi mendengarkan berbagai suara seperti musik, radio, TV, orang berbicara dan sebagainya. Jugs buatlah suara dari kerincingan, mainan yang dipencet atau bel. Perhatikan, bagaimana reaksi bayi terhadap suara yang berlainan.

-Sesering mungkin peluk dan belai bayi, bicara kepada bayi dengan nada lembut dan halus, setts penuh kasih sayang. Sesering mungkin ajak bayi dalam kegiatan anda. Ketika bayi rewel, cari sebabnya dan atasi masalahnya.

-Sesering mungkin ajak bayi tersenyum dan tatap mats bayi. Balas tersenyum setiap kali bayi tersenyum kepada anda. Bust suarasuara yang menyenangkan dan berbicara dengan bayi sambil tersenyum.

-Gendong bayi berkeliling sambil memperlihatkan/menunjuk benda-benda yang berwarna cerah atau bercahaya. Sangga bayi pada posisi tegak sehingga ia dapat melihat apa yang terjadi di sekitarnya.

-Perhatikan apa yang dilakukan oleh bayi, kemudian tirukan ocehan dan mimik mukanya. Selanjutnya bayi akan menirukan anda.

-Untuk menenangkan bayi dan anda bisa santai, ayunkan bayi dalam kursi ayun. Tetap berada dekat bayi sehingga ia dapat meraba wajah anda dengan tangannya. Belai bayi dengan penuh kasih sayang dan bicara padanya dengan nada lembut.

-Ketika menidurkan bayi, bersenandunglah dengan nada lembut dan penuh kasih sayang, ayun bayi anda sampai tertidur.


Untuk evaluasinya:
1.Pada waktu bayi telentang, apakah masing-masing lengan dan tungkai bergerak dengan mudah? Jawab TIDAK bila salah satu atau kedua tungkai atau lengan bayi bergerak tak terarah/tak terkendali.

2.Pada waktu bayi telentang apakah ia melihat clan menatap wajah anda?

3.Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain (ngoceh), disamping menangis?

4.Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan kepalanya dari kanan/kiri ke tengah?

5.Pada waktu bayi telentang, apakah. ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan kepalanya dari satu sisi hampir sampai pada sisi yang lain?

6.Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan tersenyum,apakah ia tersenyum kembali kepada anda?

7.Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya seperti pada gambar ini?

8.Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya sehingga membentuk sudut 45° seperti pada gambar ?

9.Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya dengan tegak seperti pada gambar?

10.Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak digelitik atau diraba-raba?







Kamis, 23 Agustus 2012

Merangsang Anak Mudah Makan Sayur dengan Gambar


Tips Anak Sehat kali ini menyajikan tips untuk memudahkan anak untuk makan sayur. Memang bukan perkara mudah membuat putra-putri kecil kita menyukai sayuran. Selalu saja makanan ini yang disisihkan, atau bahkan ditolak mentah-mentah dalam sepiring makan mereka.

Namun studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of American Medical Association menemukan, bahwa gambar atau foto-foto sayuran yang tercetak di tempat makan mereka dapat mengunggah selera anak-anak kecil untuk makan sayuran. Bahkan ini mempengaruhi seberapa banyak yang mereka makan.

Studi dilakukan terhadap sekitar 800 murid TK hingga usia kelas lima, yang tempat makan digunakan terdapat gambar kacang hijau dan wortel lalu dibandingkan dengan anak-anak yang makan dari tempat makan yang tidak memampang gambar sayuran

Ternyata, hasilnya cukup signifikan, seperti dilansir dari charleston dailymail.com.

Ketika nampan-nampan makan yang menggunakan foto sayuran, jumlah murid yang menjadi berselera untuk makan kacang hijau meningkat lebih dari dua kali lipat (dari 6,3% menjadi 14,8%) dan yang makan wortel meningkat lebih dari tiga kali lipat (11,6% menjadi 36,8%).

Bahkan lebih baik, pada hari-hari ketika foto-foto yang digunakan, jumlah kacang hijau dikonsumsi lebih dari dua kali lipat (dari 1,2 g menjadi 2,8 g) dan jumlah wortel dimakan hampir tiga kali lipat (3,6 g sampai 10 g).

"Dalam budaya kita hari ini, beberapa anak tidak terkena diet sehat dengan orang tua atau rekan-rekan mereka," kata Elizabeth Pivonka, Ph.D. dan presiden / CEO Produce untuk Yayasan Better Health.

"Ketika anak-anak melihat bahwa orang lain biasanya memilih dan menempatkan sayuran pada kompartemen mereka, seperti yang disarankan oleh foto-foto, mereka lebih cenderung untuk mempertimbangkan hal itu juga," sambungnya lagi.

Sebagian ibu rumah tangga menilai, itu hanya kekuatan sugesti. Namun tidak sedikit dari mereka juga berkeputusan untuk mencobanya di rumah. 












Rabu, 22 Agustus 2012

Sambil Merawat Anak , Bisa diselingi Cari Uang

Banyak Hal yang bisa lakukan lho, sambil menjaga dan merawat Anak di Rumah...
bisa sambil Masak, sambil memperindah rumah, dan banyak lagi pilihan kegiatan yang lain

nah kalau semua hal diatas sudah beres, misalnya sambil menunggu anak pulang dari sekolah, atau saat anak sedang tidur. ada satu lagi pilihan kegiatan yang dilakukan, yaitu Bisa Sambil Mencari Uang..., makin menarik kan?

kalau semua kewajiban rumah tangga memang sudah beres, dan masih ada waktu luang, boleh kan kita manfaatkan untuk menambah pendapatan keluarga?

Salah satu cara untuk Cari Uang tersebut adalah dengan BerBisnis Produk Perawatan.
Kenapa produk perawatan? Produk perawatan ini makin banyak konsumennya lho..sebagian besar konsumennya adalah wanita, dan sebagian besar wanita suka merawat diri dan suka belanja kan?  mulai make up, lotion perawatan kulit cantik, Shampo, Pembersih wajah, Parfum, dsb. banyak yang pakai, bahkan sekarang banyak juga cowok pakai parfum dan pembersih wajah kan...?  

      dengan konsumen yang banyak itu, tinggal kita memikirkan cara supaya dapat banyak keuntungan. mulai gimana cara memasarkan produk itu supaya lebih banyak lagi yang pesan, bagaimana cara melayani konsumen, gmana cara pengiriman, cara perhitungan laba rugi, dan banyak lagi. Pengalaman dan ilmu ini pun nanti bakal bermanfaat kalau kita punya usaha sendiri ntar.

salah satu Produk Perawatan yang menawarkan Diskon semacam itu adalah Produk Perawatan Impor Berkualitas Tinggi dari Swedia, udah pernah dengar Oriflame kan?

Nah Oriflame ini memberikan harga istimewa buat membernya, yaitu semua Penjualan produk dapat   Keuntungan sebesar 23% lho..! lumayan menarik kan?

dan lagi banyak lho Jenis produknya, semua berkualitas tinggi, semua sudah melalui proses penelitian dan seleksi yang ketat. mulai Tata rias lengkap, Pembersih Wajah, Lotion perawatan kulit, Parfum, dan banyak lagi. harganya pun bervariasi, mulai 10ribu-an sampai ratusan ribu, bisa dicek di SebelahSini
      dan sekarang ini, Makin banyak yang sudah bergabung menjadi Member/konsultan Oriflame, baik di seluruh dunia, maupun di Indonesia, hal itu karena promo iklan online, melihat teman yang sukses setelah jadi Member Oriflame, atau cuma sekedar ingin mendapat Produk Perawatan Impor dari Swedia dengan harga diskon.
         
ada Beberapa  hal Menarik menjadi alasan mereka bergabung.

Untuk para Wanita yang ingin Kerja cari uang dari Rumah, bisa sambil Urus Anak dan Masak, bisa diklik di SebelahSini

Bagi yang Sekedar ingin belajar bagaimana ilmu bisnisnya saja, bisa diklik di Sebelah Sini

Ada juga wanita yang cuman memanfaatkan diskon member aja, tanpa berbisnis, bisa klik Untuk Gabung di Sebelah Sini

Untuk para Lelaki , simak alasan Member kami yang juga cowok ya, kok dulunya juga ikut Tertarik jadi Member, di SebelahSini

Buat member yang masih Muda n Belia, untuk merintis bisnis sendiri dan alasan lainnya coba dicek di SebelahSini

Buat mereka yang sudah kerja kantor, Dapat Uang Tambahan selain dari kantor merupakan Alasan yang sering ada, motivasi lain bisa diklik di SebelahSini

Buat yang pengen jadiin sebagai Bisnis OnLine, bisa diklik di SebelahSini

Bahkan Wanita yang satu ini berhasil Merubah Kesusahan Hidup jadi Sukses dengan bisnis? Klik Contohnya di SebelahSini

jadi itu sekilas sekedar informasi adanya Pilihan Mengisi waktu luang, setelah tugas rumah tangga selesai  Semoga Bermanfaat..

Senin, 20 Agustus 2012

Langkah agar Anak Menurut dan Patuh OrangTua


Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak Menurut pada kita sebagai orangtua. Tak enak rasanya melihat orangtua di tempat umum yang berusaha membuat anaknya mendengar perintahnya dengan cara berteriak kan? Ketika si orangtua berteriak, si anak pun ikut-ikutan berteriak saat berbicara. Apakah harus seperti itu? Sementara anak-anak lain bisa, kok, diberi tahu oleh orangtuanya tanpa harus dengan cara berteriak. 

Berkomunikasi dengan anak seharusnya terjadi dua arah. Anda bicara padanya, dia mendengarkan, begitu juga sebaliknya tanpa ada salah satu yang intonasi suaranya meninggi. Ada cara-cara efektif untuk berkomunikasi dengan anak tanpa harus berteriak. Begini tipsnya:

Pesan "Saya"
Ada salah satu teknik komunikasi ekspresif untuk digunakan dengan anak, namanya "pesan saya". Terdapat 3 kata kunci dalam teknik ini, yakni; Saya merasa, ketika, dan karena.

Saat Anda berada dalam situasi ketika si anak meminta sesuatu sekarang juga, Anda bisa menggunakan teknik ini, jangan lupa gunakan ketiga kata kunci, contoh, "Mama (saya) merasa kesal ketika kamu mengganggu kerja Mama, karena Mama harus menyelesaikannya sebelum kita pergi ke taman bermain itu."

Teknik ini efektif karena ini memfokuskan kepada Anda dan perasaan Anda. Teknik ini tidak menyalahkan siapa pun, tetapi menjadi sebuah pernyataan sederhana dari cara pandang Anda terhadap situasi yang dihadapi. 

Tekankan ke-positif-an
Salah satu cara berkomunikasi efektif dengan anak Anda adalah dengan menyusun kalimat secara positif. Hindari kata-kata "tidak" atau "jangan" saat bicara dengan anak. Ketimbang mengatakan, "Jangan buang mainan di lantai," lebih baik katakan, "ayo tempatkan Mainan itu tempatnya di keranjang mainan ya". Meski perubahannya sederhana, pemilihan kata-kata yang Anda gunakan berdampak besar pada reaksi anak dan caranya berinteraksi dengan orang lain. 

Belajar mendengarkan
Belajar dan mempraktikkan komunikasi yang reseptif adalah aspek penting untuk meningkatkan interaksi orangtua-anak. Amat penting mengenai apa yang Anda katakan (atau apa yang diekspresikan anak pada Anda) didengar dan dimengerti. Mendengarkan anak adalah bagian dari komunikasi yang reseptif, dan bisa digunakan sebagai cara untuk memahami anak. 

Saat mendengarkan anak, hentikan segala bentuk aktivitas yang Anda lakukan dan berfokuslah pada anak Anda. Berlutut, duduk, atau angkat si kecil di atas bangku agar Anda dan dia berada dalam level yang setara. Saat si kecil berbicara, dengarkan sungguh-sungguh. Tanyakan pada diri Anda, "Apa yang dirasa oleh anak saya?" Lalu, ulangi apa yang Anda dengar atau apa yang Anda pikir sedang ia rasakan (kalau suaranya kurang jelas).

Kata kuncinya serupa poin pertama, "kamu, merasa, karena". Contoh, "Kamu merasa kesal karena kamu mau pergi ke taman bermain sekarang juga padahal Mama lagi bekerja." Menurut Terry Meredith, Patolog Bicara dan Bahasa dari TLM Consulting, penting untuk anak bisa mengekspresikan perasaannya lewat bahasa. Para orangtua juga bisa memberi tahu kepada anak bahwa adalah hal yang tak masalah untuk merasakan beberapa hal yang sama sekaligus.

Tindakan lebih jelas dari kata-kata
Ingat, bahwa pikiran Anda dikomunikasikan melalui tanda-tanda non-verbal. Cara Anda membawa diri bisa mengucapkan banyak hal ketimbang kata-kata. 

Anda menghela napas sangat kencang, dahi mengerut, tangan mengepal, lalu tiba-tiba si kecil bertanya, "Mama marah?" lalu Anda menjawab sambil cemberut, "Enggak, Mama enggak marah". Bahasa tubuh Anda sudah jelas menunjukkan Anda marah dan kesal, tetapi Anda malah mengatakan sebaliknya. Saat tindakan dan kata-kata Anda tidak sinkron, Anda mengirimkan pesan ganda kepada anak. Anda membohongi perasaan, tetapi Anda menunjukkan apa yang sebenarnya Anda rasakan melalui tubuh Anda. 

"Kebanyakan dari apa yang kita komunikasikan datang melalui komunikasi non-verbal. Pastikan bahasa non-verbal Anda sesuai dengan apa yang Anda katakan," anjur Meredith. 

Teknik-teknik di atas bisa digunakan untuk mengkomunikasikan hal-hal positif kepada anak-anak Anda. Berikut ini satu tips yang bisa Anda lakukan untuk dipraktikkan setiap hari, angkat si kecil ke pangkuan Anda, lingkarkan lengan Anda di sisi kujurnya, lalu katakan, "Mama sangat bahagia saat kamu ada dekat Mama, karena Mama sayang sama kamu" dengan kata-kata atau bahasa yang lebih dimengerti Anda dan si kecil.










Tips Belajar Anak


Tips Belajar Anak perlu diketahui oleh para orangtua, ada banyak panduan yang bisa dilakukan. berikut dibawah ini membahas sebagian diantaranya. ANAK mau belajar dengan senang hati memang dibutuhkan usaha keras dari orangtua. Siasati dengan trik ini agar impian menjadikan anak pandai menjadi kenyataan.

Berikut ini kiat membuat anak mau belajar, seperti dijelaskan  Efnie Indrianie, M.Psi.

Belajar Sambil Bermain

Prinsip belajar anak kelas rendah (kelas 1-3 SD) masih sama dengan cara belajar anak TK, yaitu belajar sambil bermain. Tapi untuk anak SD, pilihlah permainan yang lebih konstruksif. Misal, “Tolong ambilkan Ibu 2 buah apel. Nah, di tangan Ibu sudah ada 1 buah jeruk. Jadi Ibu punya berapa apel dan jeruk sekarang?” Suasana belajar pun tak perlu harus serius. Jadi tak selalu harus belajar di belakang meja, bisa di dapur, di taman dll.

Memanfaatkan PR

Meski pemberian PR masih pro-kontra, namun selama tidak berlebihan, pekerjaan rumah ini bisa memberi manfaat bagi si kecil. Anak dapat mengulang kembali pelajaran yang sudah didapat saat di sekolah. Selain itu ortu juga dapat mengetahui apakah sang buah hati sudah memahami materi yang sudah diajarkan di sekolah.

Berikan Support

Dukungan sangat diperlukan, utamanya saat anak menghadapi masa-masa sulit di sekolah. Bentuknya bisa sangat sederhana, misalnya ketika anak memeroleh nilai buruk, orangtua jangan langsung memarahinya atau memberikan “label” anak bodoh. Sebaiknya, luangkan waktu untuk mendiskusikan masalah tersebut bersama anak dan berikan solusinya.

Jadilah Model

Saat si kecil sedang belajar, orangtua jangan menonton televisi atau tidur-tiduran. Usahakan saat si kecil belajar orangtua jangan terlihat santai. Bisa-bisa anak merasa diperlakukan tidak adil. Sebaiknya orangtua menemani anak sambil membaca koran atau buku. Dengan demikian anak akan mendapat panutan yang baik.

Tetapkan Jam Belajar 

Buat kesepakatan dengan si kecil tentang jam belajar. Misal, satu jam saat sore hari atau satu jam setelah makan malam. Namun, jadwal harus disesuaikan dengan mempertimbangkan jam sekolahnya. Beri anak waktu untuk istirahat sebelum belajar. Dan saat waktunya belajar, anak harus diberi pengertian bahwa rentang waktu itu harus diisi hanya untuk kegiatan belajar. Artinya ia tidak boleh nonton tv atau bermain game









Ajari Anak Cepat Bicara


Belajar bicara penting dilakukan sejak dini dengan memberikan stimulasi balita yang tepat. Umumnya, balita mulai bisa mengucapkan satu-dua kata. Pada anak yang sudah menginjak usia 1 tahun lebih, biasanya sudah bisa belajar dan mengeksplorasi kata dengan melihat objek yang dilihatnya, baik dekat ataupun jauh.
    Saat anak Anda berusia 1 tahun, mereka akan mulai belajar bicara dengan menggunakan intonasi yang berbeda untuk mengekspresikan keinginannya. Kemudian, mereka juga akan belajar membentuk kalimat sederhana. Anak di usia ini sangat tertarik untuk menirukan bahasa-bahasa yang ia dengar dari sekelilingnya. Pada usia 1 tahun, biasanya anak sudah tahu namanya sendiri, sering mengoceh, mampu merangkai dua kata menjadi kalimat, dan melakukan perintah sederhana.
    Di usianya itu, mereka pun akan mulai berkomunikasi dengan orang-orang terdekatnya. Sangat penting di usia ini bagi Anda untuk mendampingi buah hati dan memberikan stimulasi agar si kecil dapat belajar bicara dengan maksimal. Usia 12-18 bulan, si kecil akan mampu menguasai 50 sampai 200 kata.

Berikut beberapa tips yang dibutuhkan untuk memberikan stimulasi balita agar lebih cepat belajar bicara :

1. Ajarkan si kecil dengan bahasa yang baik dan benar

Saat mereka mulai belajar bicara, anak biasanya akan menirukan kata-kata atau bahasa yang didengarnya dari orang-orang terdekatnya. Hindari berbicara kata-kata kasar, karena bisa jadi dengan cepat anak menirunya. Ajaklah ia berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bicaralah dengannya dengan bahasa yang biasa Anda gunakan dalam sehari-hari. Jangan mengajarkannya dengan menirukan gaya bicara anak kecil.

2. Beri kesempatan si kecil untuk menyelesaikan setiap kalimatnya

Untuk menyelesaikan kalimat demi kalimat yang ingin diucapkannya, si kecil membutuhkan waktu. Dalam hal ini dibutuhkan kesabaran Anda. Jangan memotong ketika si kecil berbicara. Dengarkanlah hingga ia selesai berbicara. Hal ini akan memberikan stimulasi balita agar ia terus belajar bicara karena merasa didengarkan. Minta ia mengulangi perkataannya jika Anda tidak paham.

3. Perbaiki kata-katanya yang keliru dengan bahasa yang benar

Saat mengucapkan kata-kata baru, mungkin anak akan mengucapkan sesuai dengan kosakata yang sudah dikuasainya. Bisa saja ia keliru dalam pengucapannya. Segera perbaiki dan jangan mengajarkannya dengan kata-kata keliru lainnya. Misalnya saja, saat Anda menunjukkan sebuah benda yang rusak. Katakan pada buah hati Anda, “Ini rusak...ru..sak...” Jangan mengubahnya dengan mengajarkan, “Ini lucak...” Atau ketika anak Anda mengucapkan kata “cucu”, segera perbaiki dengan mengucapkan “susu” secara perlahan dan lembut. Perbaiki kata-kata si kecil tanpa membuatnya menjadi merasa bersalah karena telah mengucapkan kata yang keliru.

4. Luangkan waktu Anda untuk mengajak si kecil mengobrol

Mengobrol dapat menstimulasi anak untuk terus berbicara. Ajak ia mengobrol mengenai aktivitas yang sedang dilakukannya. Bicaralah dengan kalimat yang pendek, agar si kecil dapat mencernanya. Jika ia diam saja, berarti ia tidak mendengarkan Anda. Berbicaralah sambil menunjukkan benda-benda yang dapat membuatnya tertarik dan merespon obrolan Anda.

5. Beri si kecil pertanyaan untuk melihat responnya

Saat berbicara dengan si kecil, cobalah Anda mengajukan pertanyaan padanya. Misalnya saja, “Adik mau makan apa? Pisang atau jeruk?” Usahakan agar dia menjawabnya tidak hanya dengan menunjuk apa yang ia inginkan. Usakan agar anak Anda menyebutkan makanan yang Anda tawarkan kepadanya. Hal itu akan membuat kosakatanya bertambah.

6. Ajarkan anak lagu-lagu sederhana dengan musik yang gembira

Usia balita biasanya sangat menyukai musik. Ia akan bergoyang mengikuti irama musik yang didengarnya. Sambil mendengarkan alunan musik, Anda dapat mengajarkan lagu anak-anak dengan syair yang pendek dan berulang. Misalnya, lagu “Topi saya bundar” atau lagu anak-anak lainnya. Bahasa yang sederhana akan lebih cepat diserap oleh si kecil.

7. Bacakan si kecil buku cerita dengan gambar-gambar yang menarik

Pilihkan buku cerita dengan gambar yang menarik dan narasi cerita yang tidak terlalu banyak. Kenalkan ia dengan berbagai gambar, warna, dan bentuk yang ada di buku cerita tersebut. Ia dengan cepat akan menambah perbendaharaan katanya. Jawablah setiap pertanyaan yang diajukan si kecil dan jelaskan dengan kalimat sederhana dan lembut.

8. Ajarkan si kecil dengan kata-kata baru yang ada di sekelilingnya

Memotivasi anak untuk belajar bicara tentunya dapat dilakukan dimana saja dan terutama dengan memberikan stimulasi balita yang tepat untuknya. Misalnya, saat Anda mengajak si kecil jalan-jalan di luar rumah, cobalah perhatikan sekeliling dan beritahu si kecil mengenai apa saja benda yang ada disekelilingnya itu. Seperti pagar, taman, ayunan, dan lainnya. Biarkan ia berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekelilingnya. Ia akan belajar untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Belajar bicara sejak dini akan lebih mudah diserap oleh si kecil jika diberikan stimulasi balita yang tepat, serta dilakukan secara intensif.












Anak Susah Makan, Kenali dan Atasi yuk


Anak susah makan merupakan salah satu masalah dalam pengasuhan anak, ada beberap hal yang bisa menyebabkan keadaan tersebut. bagaimanapun hal itu perlu diatasi kaerena berguna untuk tumbuh kembang dan kecerdasan anak. 
Berikut sekilas bahasan penyebab anak susah makan & tips singkat mengatasinya : 

1. Bosan dengan menu makan ataupun penyajian makanan. 
Menu makan saat bayi (> 6 bl) yg itu-itu saja akan membuat anak bosan dan malas makan. Belum lagi cara penyajian makanan yg campur aduk antara lauk pauk spt makanan diblender jadi satu. Sama spt 
orang dewasa, kalau kita makan dg menu yg sama tiap hari dan disajikan dg campur aduk, pasti akan malas makan. Begitu juga dg pengenalan makanan kasar. 

Tips : Tentu saja variasikan menu makan anak. Jika perlu buat menu makan anak min. selama 1 minggu utk mempermudah ibu mengatur variasi makanan. Jadi tergantung pinter-pinter- nya ibu memberikan makanan bervariasi. Spt kalau anak gak mau nasi, kan bisa diganti dg roti, makaroni, pasta, bakmi, dsb. Penyajian makanan yg menarik juga penting sekali. Jangan campur adukkan makanan. Pisahkan nasi dg lauk pauknya. Hias dg aneka warna & bentuk. Jika perlu cetak makanan dg cetakan kue yg lucu. 


2. Memakan cemilan padat kalori menjelang jam makan , sehingga anak tidak merasa lapar. Seperti permen, minuman ringan, coklat, hingga snack ber-MSG, dsb. Akibatnya ketika jam makan tiba anak sudah kekenyangan. 

Tips : Atur makanan selingan atau cemilan jauh sebelum waktu 
makan tiba. Beri juga cemilan yang sehat spt potongan buah, sayur 
kukus, keju, yoghurt, es krim, cake buatan ibu, dsb. 


3. Minum susu terlalu banyak 
Susu di banyak keluarga dianggap sebagai makanan dewa yang bisa menggantikan makanan utama spt nasi, sayur & lauk pauknya Orangtua cenderung kurang sabar memberikan makanan kasar. Atau orang tua sering takut anaknya kelaparan, sehingga makanan diganti dengan susu..Akhirnya, daripada perut si anak tidak kemasukan makanan, diberikan saja susu berlebihan. Padahal setelah anak berusia 1th, kehadiran susu dalam menu sehari-hari bukanlah hal wajib. Secara gizi, susu hanya untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan fosfor saja. Kan kalsium dan fosfor ini dengan mudah kita dapatkan 
dalam ikan-ikanan, sayur & buah. 

Tips : Kurangi susu ! Di atas usia 1 tahun kebutuhan susu hanya 2 gelas sehari. Mulailah melatih anak dg berbagai jenis makanan. Ubah pola pikir orangtua. 


4. Terpengaruh kebiasaan orang tuanya. 
Anak suka meniru apa yang dilakukan oleh anggota keluarga lainnya, terutama orang tuanya. Banyak perilaku yg dilakukan ortunya ygmempengaruhi perilaku makan anak. Mis. anak yang tumbuh dalam 
lingkungan keluarga yang malas makan (ex. diet), akan mengembangkan perilaku malas makan juga. Perilaku lainnya, sering kita jumpai orang tua masih menyuapi anak yang sudah kelas V SD. Akibatnya anak gak terlatih untuk bisa makan sendiri. Perilaku makan yang kurang pas juga spt kebiasaan ortu ketika menenangkan anak yg sedang rewel dengan cara membelikan jajanan yang padat kalori (permen, minuman ringan, coklat, dsb.). Akibatnya anak kekenyangan & malas makan. 

Tips : 
Perhatikan & ubah kebiasaan & perilaku orang tua kapanpun, termasuk perilaku makan. Ingat, anak merekam, belajar & menerapkan semua hal yg ia dapat dari lingk sekitarnya, terutama ortunya. Biarkan anak mencoba memakan makanan sendiri sejak dini, tanpa disuapi. Gak perlu takut berantakan. Feeding is about learning. 


5. Munculnya sikap negativistik - fase normal yg dilewati tiap anak. 
Pada usia >2 th, anak sering membangkang / tidak mau patuh. Saat makan tiba, anak terkadang bilang gak mau, makanannya suka dilepeh atau dilempar, dsb. Ini disebut sikap negativistik. Sikap negativistik merupakan fase normal yg dilalui tiap anak usia balita. Sikap ini juga suatu bagian dari tahapan perkembangannya untuk menunjukkan keinginan untuk independent . Jadi batita umumnya ditandai dengan AKU, artinya segala sesuatunya harus berasal dari AKU bukan dari orang lain; intinya power. Nah banyak ortu yg gak memahami hal ini, sehingga lantaran khawatir kecukupan gizi anak tidak terpenuhi, orang tua biasanya makin keras memaksa anaknya makan. Ada ortu yg mengancam anaknya bahkan memukul. Cara2 tsb harus dihindari. 

Justru semakin anak pd usia ini dipaksa, justru akan makin melawan (sebagai wujud negativistiknya) . Realisasinya apalagi kalau bukan penolakan terhadap makanan. Bisa dimaklumi kalau ada orang yang 
sampai dewasa emoh makan nasi atau sama sekali tak menyentuh daging. Bisa jadi sewaktu masih kecil yang bersangkutan sempat mengalami trauma akibat perlakuan orang tuanya yang selalu memberinya makan secara paksa. 

Tips : Pahami kondisi anak dg baik. Jadilah ortu yg otoritatif. Artinya bersikap tidak memaksa, tetapi juga tidak membiarkan begitu saja. Bina komunikasi yg baik dg anak. Bersabarlah menghadapi anak. 
Kan rumah adalah madrasah pertama & utama bagi anak. 


6. Anak sedang sakit / sedih 
Anak tidak mau makan dapat juga disebabkan krn anak sedang sakit atau sedang sedih. Kalau semula anak terlihat aktif, riang dan cerewet, maka di kala sakit ia lebih suka diam dan terlihat malas-malasan. 

Tips : Kembali pada konsep bina komunikasi yg baik. Jangan paksakan anak kalau gakmau makan. Beri makanan ringan yg padat kalori, spt makaroni skutel, dsb. 

Yg jelas dan perlu diingat baik2 oleh tiap ortu adalah, seberapapun anak gak mau / susah makan, ia tidak akan membiarkan dirinya kelaparan ! Selama mentalnya sehat. Artinya, begitu ia kelaparan, maka ia akan makan.