Kamis, 22 September 2011

Bukti Penelitian kalo ASI Bikin Anak Cerdas

Memiliki anak yang cerdas pasti idaman setiap orangtua, dan banyak hal yang mempengaruhi hal tersebut, termasuk diantaranya adalah pemberian ASI

Tidak hanya bermanfaat bagi kecukupan nutrisi, ASI eksklusif terbukti mampu mencerdaskan otak anak, terutama perkembangan dalam bidang perbendaharaan kata dan penalaran. Sebuah studi terbaru di Inggris mengungkap, anak-anak yang diberi air susu ibu (ASI) ternyata memiliki nilai lebih tinggi pada tes perbendaharaan kata dan penalaran pada usia lima tahun, dibanding mereka yang tidak disusui. ASI juga tampaknya membuat perbedaan besar bagi bayi prematur dan bisa membantu mereka mengejar ketertinggalan dalam perkembangan otaknya.

”Ada asam lemak esensial dalam ASI yang baik untuk perkembangan sel pada umumnya dan peningkatan kemampuan otak pada khususnya,” kata Amanda Sacker, salah satu penulis dari studi baru ini yang berasal dari Institute for Social and Economic Research di University of Essex.

Ada hormon penting yang tidak terdapat dalam susu formula. ”Selain itu, mungkin anak-anak yang diberi ASI mendapatkan lebih banyak pelukan. Ini tentu memberikan semacam keuntungan untuk mereka juga,” tutur Sacker seperti dikutip Reuters.

Meskipun Sacker dan rekan-rekannya mampu memperhitungkan banyak faktor, seperti pendidikan ibu dan seberapa harmonis keluarga mereka, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa ASI mampu meningkatkan aspek kognitif pada anak. Sebagai contoh, para peneliti tidak memiliki data mengenai seberapa besar IQ orangtua anak tersebut, yang mungkin memengaruhi baik atau tidaknya proses menyusui dan seberapa baik nilai yang didapat anak-anak mereka pada tes pikiran dan penalaran.

Namun temuan yang diterbitkan dalam The Journal of Pediatrics ini mengarah kepada hubungan sebab-akibat. Data dalam penelitian ini berasal dari sekitar 12.000 bayi yang lahir di Inggris antara 2000 dan 2002. Ketika bayi berusia sembilan bulan dan pada kunjungan-kunjungan berikutnya, orangtua telah ditanya apakah anak mereka diberi ASI dan sampai umur berapa. Kemudian pada usia lima tahun, anak-anak tersebut diminta mengikuti tes yang mengukur perbendaharaan kata, penalaran, dan keterampilan spasial.

Sekira enam atau tujuh dari 10 bayi umumnya diberi ASI untuk jangka waktu tertentu. Apakah mereka lahir tepat waktu atau prematur, anak-anak tersebut cenderung mendapatkan nilai lebih baik pada sejumlah tes. Mereka yang lahir tepat waktu dan mendapatkan ASI selama empat atau enam bulan, pengetahuan soal perbendaharaan kata dan gambar terkait tes penalaran akan lebih maju beberapa bulan dibanding bayi yang tidak mengonsumsi ASI.

Sementara itu, bayi prematur yang diberi ASI minimal dua bulan juga memiliki kemampuan pada pengenalan gambar dan tes spasial lebih baik dibanding dengan anak berusia lima tahun yang lahir prematur. Sementara mereka yang disusui ASI selama empat bulan, perbendaharaan katanya lebih banyak.

Dr David McCormick, seorang dokter anak di University of Texas Medical Branch di Galveston mengatakan, ASI bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan, dan fungsi otak. ”Ada begitu banyak keuntungan lain dari sekadar peningkatan IQ,” kata McCormick, yang tidak terlibat dalam penelitian baru ini.

Dalam penelitian tersebut terungkap bahwa bayi yang diberi ASI selama enam bulan atau lebih, terutama bayi laki-laki, pencapaian nilainya di sekolah jauh lebih baik saat dia berusia 10 tahun dibanding dengan anak yang rutin minum susu formula.

‘’Mengonsumsi ASI harus dianjurkan, baik untuk bayi laki-laki maupun perempuan karena mengandung banyak manfaat positif,” kata pemimpin studi Wendy Oddy, seorang peneliti di Telethon Institute for Child Health Research di Perth, Australia.

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan pada edisi online 20 Desember lalu di jurnal Pediatrics. Oddy dan rekan-rekannya melihat skor akademik pada anak usia 10 tahun atau lebih dari 1.000 anak-anak yang ibunya telah terdaftar dalam serangkaian penelitian yang dilakukan di Australia Barat.

Setelah disesuaikan dengan faktor lain, seperti jenis kelamin, pendapatan keluarga, faktor ibu, dan stimulasi dini di rumah, seperti membaca, mereka memperkirakan adanya hubungan antara menyusui dan hasil pendidikan. Hasilnya, bayi yang disusui selama enam bulan atau lebih memiliki skor akademik yang lebih tinggi pada tes standar dibanding mereka yang disusui kurang dari enam bulan.

Namun, hasilnya bervariasi menurut jenis kelamin dan kemajuan hanya signifikan terlihat dari sudut pandang statistik anak-anak. Anak-anak memiliki nilai lebih baik dalam matematika, membaca, mengeja, dan menulis jika mereka disusui selama enam bulan atau lebih.


Mengonsumsi ASI selama enam bulan bagi anak perempuan mungkin tidak berpengaruh banyak dan secara statistik tidak signifikan meningkatkan nilai membaca di sekolah. Alasan adanya perbedaan jenis kelamin sampai sekarang belum jelas. Namun, Oddy berspekulasi bahwa ASI mungkin memiliki manfaat lebih besar bagi anak laki-laki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar