Minggu, 28 April 2013

Jumlah Waktu Tidur Bayi / Balita yang ideal


Berapa Lama Waktu Tidur yang Dibutuhkan Bayi?

Hal pertama yang harus Ibu ketahui, tidur adalah salah satu kebutuhan utama untuk menjaga kestabilan kesehatan si Kecil. Kekurangan dan kelebihan tidur dapat mempengaruhi kestabilan kesehatannya. Jumlah kebutuhan tidur anak memang bervariasi, salah satunya ditentukan faktor usianya. Untuk lebih jelasnya, yuk cari tahu cara memilah pola tidur sehat berdasarkan urutan perkembangannya:

Pola Tidur Bayi Usia 0 – 3 Bulan

Bayi yang baru lahir memiliki kebutuhan waktu tidur selama 17 – 18 jam sehari pada beberapa minggu pertama kelahirannya dan berkurang secara perlahan hingga 15 jam per hari pada bulan ke-3. Dengan waktu selama 3 – 4 jam setiap kali ia tidur, baik malam ataupun siang hari selama minggu-minggu pertama.

Tips untuk Ibu:

Pastikan apakah kondisi popoknya masih kering atau sudah basah.
Bayi belum bisa tidur malam dengan jangka waktu yang lama, namun seiring dengan perkembangan usianya, Ibu dapat melatihnya secara perlahan.

Bayi hanya dapat beraktivitas selama 2 jam. Perhatikan tanda-tanda yang ditunjukkan bayi ketika ia mengantuk. Misalnya, sering menguap, mengucek-ngucek matanya, atau menangis. Bantulah ia agar segera tertidur. Kepekaan Ibu pasti akan mengenali setiap gerakan yang ditunjukkan oleh bayi.

Selama beberapa hari pertama setelah kelahiran, bayi Ibu justru akan terbangun waktu malam ketika Ibu akan tidur. Hal ini sangat normal kok, Bu. Tetapi ketika si Kecil sudah memasuki usia 2 minggu, latihlah ia untuk membedakan malam dan siang hari. Bangunkan ia pada pagi hari sambil membuka tirai dan membiarkan cahaya matahari pagi masuk. Pada malam hari, buatlah suasana kamar menjadi redup.

Biarkan si Kecil mengenali waktu tidurnya sendiri. Caranya? Letakkan ia di tempat tidur ketika ia mulai mengantuk, sekalipun matanya masih terbuka. 
Bayi yang baru dilahirkan hanya makan dan tidur sepanjang hari. Berilah ASI jika ia terbangun karena lapar waktu malam, namun pastikan lampu tidak menyala terlalu terang ketika Ibu menyusuinya. Hindari kebisingan dan pastikan suasana sekitar tenang selama Ibu sedang menyusuinya.


Pola Tidur Bayi Usia 3 – 6 Bulan

Mencapai usia di atas 3 bulan, umumnya kebutuhan waktu tidur bayi adalah 15 jam sehari, dengan pembagian 10 jam di malam hari dan sisanya 3 jam di siang hari. Ibu masih akan terbangun pada malam hari untuk menyusui, namun sudah tidak sesering ketika usia bayi di bawah 3 bulan. Kemudian, saat usia si Kecil telah mencapai 6 bulan, secara fisik ia sudah mampu tidur sepanjang malam. Kebiasaan tidur bayi sangat tergantung pada pola tidur yang sudah Ibu terapkan pada usia sebelumnya.

Tips untuk Ibu :

Menetapkan waktu tidur malam dan siang pada jam yang sama agar pola tidurnya terbentuk. Jam tidur malam yang baik bagi bayi adalah antara pukul 19.30 – 21.00.
Jangan biasakan waktu tidur malam melewati jam tidur normal. Bayi Ibu mungkin saja tidak terlihat lelah saat larut malam, namun bila Ibu perhatikan dengan seksama, akan ada tanda-tanda tertentu yang diperlihatkan jika ia melewati jam tidurnya.

Rutinitas yang dilakukan dengan urutan yang sama terutama pada waktu tidur malam, misalnya membersihkan badan, memijat lembut tubuhnya, mengganti pakaian, membaringkan di tempat tidur, atau memberikan ciuman selamat tidur, akan membentuk pola tidur si Kecil

Jika bayi Ibu cenderung tidur lebih dari 10 – 12 jam setiap malam, bangunkan ia pada pagi hari agar jam biologisnya kembali normal. Bayi perlu mengikuti pola tidur-bangun yang teratur setiap hari.
Saat ini bayi harus belajar tidur sendiri, tidak karena ia ditepuk-tepuk, dibelai.

Hindari kebiasaan menyusu pada waktu tidur, agar bayi tidak berpikir bahwa waktu menyusu adalah juga waktu tidur. Untuk menyiasatinya, Ibu bisa menambah waktu menyusui di malam hari sebelum tidur. 



Pola Tidur Bayi Usia 6 – 9 Bulan

Bayi pada usia ini biasanya membutuhkan waktu tidur 14 jam sehari dan dapat tidur sepanjang 8 jam sekali waktu. Bayi dapat membagi waktu tidur siangnya menjadi 2 bagian, masing-masing antara 1 – 1,5 jam dan 2 jam setiap hari pada siang dan sore. Ingat ya Bu, waktu tidur yang konsisten akan membantu membentuk pola tidur anak.

Tips untuk Ibu :

Sekalipun pada rentang usia sebelumnya Ibu telah menyiapkan beberapa ritual sebelum ia tidur, namun pada usia inilah bayi Ibu mulai mengenali dan terbiasa dengan waktu tidur. Pastikan rutinitas sebelum tidur ini terjadi dalam urutan yang sama setiap malam, agar ia mengetahui bahwa waktu tidur malamnya telah tiba.

Dengan memiliki jadwal yang rutin, bukan berarti Ibu tidak bisa mengajak bayi untuk aktif dalam kegiatan tertentu lho! Tetap ajak ia bermain, berjalan-jalan, bahkan berwisata bersama Ibu. Asalkan kebutuhan waktu tidur hariannya terpenuhi.

Pada usia ini si Kecil sebaiknya sudah terbiasa tidur sendiri. Jika ia menangis, jangan segera mendatanginya, tunggulah beberapa saat hingga ia tenang sendiri. Atau jika Ibu merasa ia sangat memerlukan Ibu, bantulah agar ia tertidur kembali.

Bayi yang sebelumnya tidak memiliki masalah dan gangguan tidur, sangat mungkin suatu waktu mengalaminya. Ia bisa tiba-tiba terbangun pada malam hari, ataupun sulit tidur pada usia ini. Apa penyebabnya? Karena pada waktu inilah bayi Ibu mulai belajar duduk, berguling, merangkak, bahkan mungkin mengangkat tubuhnya untuk berdiri. Terkadang, ia berlatih terlalu keras bahkan ketika waktunya ia harus tidur. 

Menyusui si Kecil pada malam hari hanya akan mengganggu tidurnya. Pilih waktu lain untuk menyusui, jauh sebelum waktu tidurnya, atau mintalah suami Ibu menidurkannya, sehingga ia tidak ‘mengendus’ aroma ASI Ibu.



Pola Tidur Bayi Usia 9 – 12 Bulan

Pada usia ini, kebutuhan waktu tidur bayi adalah sebanyak 12 jam, termasuk tidur 2 kali pada siang hari, dengan lama 1,5 – 2 jam. Pastikan kebutuhan tidur bayi terpenuhi karena waktu tidur yang cukup sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang si Kecil. Cobalah untuk komitmen dengan waktu tidur yang telah ditetapkan dan mantapkan langkah-langkah yang telah Ibu tetapkan pada usia sebelumnya.

Tips untuk Ibu :

Tetaplah komitmen terhadap waktu dan rutinitas tidur malam. Pastikan agar rutinitas sebelum tidur menyenangkan bagi si Kecil. Misalnya, bila ia tidak terlalu suka mengganti baju, maka tempatkan hal ini di urutan paling atas sebelum kegiatan lain yang menyenangkan untuknya.

Jika bayi memiliki rutinitas harian yang dilakukan secara teratur tanpa berubah dari hari ke hari, maka dapat dipastikan si Kecil akan lebih mudah tidur malam.
Berikanlah kesempatan pada bayi untuk melatih dirinya tidur sendiri. Jika ia selalu bergantung pada kebiasaan-kebiasaan tidur seperti digendong, ditepuk-tepuk, atau ditemani maka ia akan menangis ketika terbangun di malam hari dan tidak melihat Ibu di sisinya.

Kemampuan motorik yang sedang dilatih bayi menyebabkan ia terlalu aktif untuk tidur atau terbangun di malam hari untuk berlatih. Jika ia tidak dapat melakukan sendiri apa yang diinginkannya, biasanya bayi akan menangis. Sebaiknya Ibu tidak menungguinya dan jangan mengajaknya bermain. Biarkan keadaan lampu tetap redup dan bujuk ia agar kembali tidur.

Kecemasan karena tidak melihat Ibu ketika ia terbangun (separation anxiety) dapat membuatnya menangis. Jika demikian, hampiri dan sapa si Kecil. Biasanya ia akan segera berhenti menangis.

Membiasakan bayi tidur sendiri setelah usianya mencapai 6 bulan atau lebih, bukan berarti Ibu akan kehilangan saat-saat yang hangat bersama bayi. Dengan mengatur pola tidurnya, bayi akan menjadi lebih sehat dan Ibu bisa meluangkan waktu untuk suami. Perhatian dan komunikasi melalui pembagian tugas antara Ibu dan suami dapat membuat segala kesulitan dalam membesarkan bayi menjadi lebih mudah.

Begitupun dengan komunikasi antara Ibu dan bayi. Meskipun terasa janggal ketika berbicara dengan bayi, Ibu sebenarnya sedang membangun hubungan secara mental. Terkadang, ia bahkan bisa ikut tertawa bila Ibu bahagia dan sedih bila Ibu juga dalam keadaan sedih. Karena tidak ada yang dapat mengerti bayi selain Ibu sendiri, jadi keterikatan secara emosional sangat penting dan perlu dijaga dengan komunikasi yang baik dari Ibu dan suami.


Usia 12 bulan (Balita / Toddler)
Jumlah waktu tidur antara 12½-13¾ jam. Tidur nyenyak pada malam hari selama 10-12 jam, ditambah tidur pendek pada waktu siang dan sore hari.

Usia 18 bulan
Jumlah waktu tidur antara 12½-13½ jam. Sebagian besar anak tidur nyenyak selama 10-11 jam pada malam hari, dan tidur beberapa jam pada siang hari.

Usia 2 tahun (Pre school)
Jumlah waktu tidur antara 12½-13 jam. Sebagian besar balita berumur 2 tahun masih melakukan tidur di siang hari dan tidur malam hari setengah 10-11 jam. Mungkin anda memiliki sedikit kesulitan untuk menidurkan anak anda pada usia ini, temani Ia tidur dan bacakan cerita sebelum tidur untung menenangkannya.

Usia 3 tahun
Jumlah waktu tidur antara 12 - 13 jam. Pada usia ini, anak anda mungkin sudah beralih menggunakan tempat tidur yang lebih besar. Sebagian anak tidak lagi melakukan tidur siang namun memperpanjang tidur pada malam hari. Meskipun begitu, sebaiknya anak anda melakukan tidur siang hari untuk menjaga kebugarannya.

Usia 4-5 tahun
Jumlah waktu tidur antara 11-12 jam. Sebagian besar anak pada usia ini hanya tidur pada waktu malam. Bagi anak yang aktif di siang hari, kemungkinan akan lebih cepat merasa lelah dan tidur lebih awal pada petang hari.









Penyebab Anak Bayi Susah Makan, dan Cara Mengatasinya


kala melihat bayinya yang masih berusia 5-7 bulan menyantap bubur susu maupun bubur saringnya dengan lahap, Senangnya hati setiap orang tua . Begitu juga saat si kecil sudah mulai diperkenalkan dengan nasi tim yang diblender. Pintar anak Bunda. Makannya hebat, jagoan deh, begitu puji si ibu setiap kali bayinya yang berusia 9-10 bulan menyantap bersih isi mangkuk berupa tim lengkap dengan lauk ayam, kacang hijau, wortel dan bayam atau kangkung..

.Namun begitu menginjak usia 11-12 bulan dan seterusnya hingga usia 3 tahunan, kebahagiaan semacam itu ada yang tinggal kenangan. Si kecil yang tadinya lahap makan kini mendadak susah makan. Wah, jangan tanya deh .gimana..susahnya .nyuapin.

.anak seumur ini. Bisa masuk lima suap saja, sudah hebat! Nada bicara semacam ini bukan dicari-cari lo, melainkan ungkapan tulus mayoritas orang tua. Sesabar apa pun orang tua atau pengasuh menyuapinya, acara makan seakan menjadi ajang pertengkaran. Ada saja ulahnya. Dari yang selalu menolak makan dengan menutup rapat mulutnya, sampai menyembur-nyemburkan atau melepeh kembali makanan yang sudah berhasil masuk ke mulutnya..

.Hal ini tentu saja membuat orang tua waswas. Terlebih sebagai akibatnya berat badan si kecil susah sekali naik. Padahal di usia ini anak justru perlu mendapat asupan gizi lebih banyak dibanding saat bayi. Pasalnya, daya jelajah anak semakin luas mengingat dia sudah bisa berjalan. Otaknya pun lapar untuk mendapatkan berbagai masukan mengenai hal-hal baru melalui berbagai stimulasi..

.Akan tetapi, papar .dr. Nuraini Irma Susanti Sp.A.., keadaan seperti ini seakan diputarbalikkan oleh aneka mitos yang banyak diyakini masyarakat. Seperti, Kalau anak mau jalan, biasanya memang susah makan. Wajar .aja..kalau badannya jadi kurus. Atau, Enggak usah cemas, itu tandanya anak mau pintar..


Penyebab Bayi dan Balita Susah Makan
.
.Biasanya, kata dokter yang berpraktek di RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan ini, anak mulai mendapat makanan tambahan dan susu pendamping ASI di usia 6-7 bulan. Semakin bertambah usianya, seperti saat memasuki usia 9 bulan, maka porsi makannya harus lebih besar dibanding ASI. Biasanya, anak mendapat tiga jenis makanan dalam satu hari, yakni makanan padat, susu tambahan pendamping ASI, maupun ASI itu sendiri. Dalam menjalani kebiasaan baru ini, bisa saja anak mengalami hal-hal yang membuatnya enggan menyantap makanan. Inilah alasannya:.

.1. Tak pernah benar-benar lapar.
.Tak heran jika makanan yang terdiri atas tiga kali makanan utama dan dua kali makanan selingan membuatnya kenyang. Jadi ketika waktu makan yang berikutnya tiba, ia belum benar-benar lapar. Ditambah lagi rutinitas makan dan minum susu yang bisa membuat anak bosan. Hal seperti ini akan terbawa terus hingga masa batita awal. Namun.orang tua sering lupa dan menganggap perilaku menolak atau melepehkan makanan sebagai masalah besar..

.2. Mulai punya selera terhadap rasa.
.Yang juga kerap terlupakan, di usia batita ini rasa ingin tahu anak sudah semakin besar. Ia sudah punya selera tersendiri terhadap makanan. Itulah kenapa makanan anak usia ini tidak boleh disamakan dengan makanan bayi yang tawar. Tidak ada salahnya memberikan rasa-rasa tertentu yang dia sukai ke dalam makanannya, seperti garam dan gula. Apa citarasa yang disukai anak, tugas orang tualah untuk menemukannya..

.3. Bosan tekstur yang halus dan campur aduk.
.Rasa bosan bisa juga muncul dari tekstur. Bukan mustahil anak bosan atau sudah merasa mual dengan makanan lunak dan campur aduk seperti makanannya semasa bayi. Dengan demikian orang tua mesti cerdik dalam menyiasati olahan dan penyajian makanan. Variasikan sedemikian rupa agar anak tetap suka makan, misalnya dengan memisah-misahkan lauknya dan memblender berasnya saja lebih dulu sebelum diolah..

.4. Munculnya sikap negativistik.
.Sikap negativistik yang menjadi ciri usia batita antara lain ditandai dengan sikap penolakan terhadap rutinitas yang selama ini wajib dijalani anak. Namun, lantaran khawatir kecukupan gizi anak tidak terpenuhi, orang tua biasanya makin keras memaksa anaknya makan. Padahal cara ini justru harus dihindari..
.Asal tahu saja, semakin dipaksa anak usia ini justru akan makin .ngotot..melakukan perlawanan sebagai wujud negativistiknya. Realisasinya apalagi kalau bukan penolakan terhadap makanan. Bisa dimaklumi kalau ada orang yang sampai dewasa emoh makan nasi atau sama sekali tak menyentuh daging. Bisa jadi sewaktu masih kecil yang bersangkutan sempat mengalami trauma akibat perlakuan orang tuanya yang selalu memberinya makan secara paksa..

.5. Mulai cari perhatian.
.Cari perhatian biasanya ditunjukkan dengan mudahnya anak melahap makanannya saat disuapi pengasuh sementara selagi disuapi orang tuanya malah jual mahal..

.6. Mulai eksplorasi ke mana-mana.
.Ketika sudah mahir berjalan, anak akan lebih mengutamakan kegiatan eksplorasi ketimbang acara makan. Lihat saja cara bermainnya yang disertai gerakan berjalan, memanjat, atau berlari seolah tidak pernah lelah. Tak heran jika acara makan dianggapnya sebagai kegiatan buang-buang waktu, apalagi kalau diminta duduk diam..

.7. Sedang sakit.
.Tidak mau makan yang disebabkan alasan medis biasanya disertai ciri-ciri badan lemas, sering demam, bolak-balik diare, berat badannya tak bergerak naik atau malah mengalami penurunan, dan adanya perubahan tingkah laku. Kalau semula anak terlihat aktif, riang dan cerewet, maka di kala sakit ia lebih suka diam dan terlihat malas-malasan..
.Kalau anak menunjukkan gejala seperti itu, tentu harus segera diperiksakan ke dokter. Sebab dilihat dari indikasinya, besar kemungkinan problema sulit makan ini disebabkan radang tenggorok, lambung terganggu, atau malah kena vlek paru-paru, bahkan TBC...

.8. Kebanyakan diberi camilan manis dan gurih.
.Bisa juga anak tampak lemas tapi tidak memperlihatkan gejala sakit. Yang seperti ini, menurut Nuraini, boleh jadi akibat tidak tercukupinya asupan kalori dari makanan padat. Anak yang sulit makan seperti ini biasanya punya kebiasaan makan yang salah. Semisal, belum apa-apa anak sudah dijejali susu, permen, cokelat, atau .snack.
.yang mengandung MSG. Sekalipun mengenyangkan, makanan seperti ini jelas-jelas tidak bisa memenuhi angka kecukupan gizi si kecil. Karena sudah merasa kenyang, jangan salahkan bila ia cenderung menolak makanan padat..


BERIKUT CARA EFEKTIF MENGATASI SUSAH MAKAN..
.
..Nuraini..mengakui bahwa mengatasi batita yang susah makan memang bukan masalah gampang. Makanya saya selalu mengingatkan orang tua pasien untuk senantiasa bersabar dan kreatif. Mencoba bersabar memang tidak mudah karena umumnya orang tua lebih gampang kesal dan putus asa menghadapi si kecil yang tidak lagi kooperatif. Beberapa tips berikut bisa dicoba untuk diterapkan di rumah:.

.* Sebelum memberi makan, cicipi dulu makanan tersebut. Kalau menurut kita tidak enak, ya jangan paksa anak menikmatinya..

.* Kombinasikan rasa asin dan gurih dari lauk pauk secara pas dengan rasa asam dan manis dari buah-buahan. Ini semata-mata supaya makanan tersebut enak untuk dicecap, harum ketika dicium, dan menggugah selera..

.* Variasikan hidangan setiap kali makan, baik dari pilihan bahan makanannya maupun penyajiannya..

.* Begitu juga pilihan peralatan makan. Manfaatkan bentuk, gambar dan warna-warna menarik kesukaan anak. Sementara penyajiannya bisa diakali dengan tampilan yang lucu dan menarik seperti hiasan dari tomat, wortel, sayur atau irisan telur di atasnya..

.* Soal lauk pauknya, berikan seperti apa yang dimakan anggota keluarga lainnya. Jangan membatasi dengan hanya memberinya olahan hati ayam, wortel dan bayam. Kacang merah yang ditumbuk, sup kacang hijau atau kacang polong sah-sah saja dicampur dengan ikan, daging sapi atau ayam maupun telur. Yang harus diberikan secara terbatas dan hati-hati sebetulnya hanyalah jenis lauk pauk yang mengundang alergi seperti ikan laut, udang, dan telur..

.* Bangun pula suasana makan yang menyenangkan. Bila perlu libatkan anak. Kalau anak suka makan sambil diiringi musik, .why not? .
Kalau anak bisa lahap sambil main mobil-mobilan, ya tidak apa-apa. Asalkan lambut laun seiring dengan bertambahnya usia, anak harus digiring untuk tahu bahwa di sini dan begini, lo, cara makan yang baik itu..

.* Yang juga sering terjadi, gara-gara tidak mau makan, orang tua lantas menggenjot anaknya dengan asupan susu lebih banyak. Padahal pola seperti ini justru hanya akan membunuh nafsu makannya. Bagaimana pun, makanan padat penting bagi anak. Terutama sebagai latihan dan pembelajaran mengunyah sampai menelan makanan tanpa tersedak. Tidak mungkin sampai dewasa ia hanya mengandalkan susu sebagai makanannya. Malahan, pemberian susu sebaiknya dikurangi secara bertahap..

.* Hindari atau setidaknya kurangi pemberian makanan alternatif yang mengenyangkan seperti cokelat, dan sejenisnya. Kalau asupan karbohidratnya memang dianggap kurang, misalnya karena si anak tak suka nasi, berikanlah makanan alternatif yang kandungan zat gizinya setara. Bisa roti, makaroni, jagung, dan lain-lain..

.* Berikan tambahan vitamin atau suplemen makanan yang dapat menutupi kekurangan zat gizi tertentu akibat ia sulit makan. Jangan lupa, konsultasikan dulu dengan dokter yang bisa menilai kebutuhan anak. Harus diingat bahwa vitamin/zat gizi yang terdapat dalam sumber nabati maupun hewani yang .fresh.
.jauh lebih baik dari vitamin/zat gizi sejenis yang didapat dari suplemen..


PERKEMBANGAN OTAK DAN FISIK.
.
.N.uraini..menyangkal pendapat yang mengatakan perkembangan anak usia ini secara fisik memang sedang surut, sementara perkembangan otaknya meningkat pesat. Yang benar, perkembangan otak dan fisik berjalan seiring. Untuk mendapatkan stimulasi, anak perlu eksplorasi dan agar bisa bereksplorasi ia memerlukan makanan berenerji yang bisa diandalkan untuk menghasilkan tenaga. Jadi, tipis kemungkinan anak bisa semakin pintar kalau fisiknya loyo..
..











Cara Toilet Training Anak


Transisi dari popok ke toilet memang milestone besar buat balita. Juga merupakan perubahan psikologis yang signifikan pada balita, menandai kemerdekaan baru dan pergeseran hubungan dengan Anda, bundanya. Tak seperti milestone lainnya, toilet training membutuhkan bimbingan yang intens, waktu dan kesabaran. Tapi Anda dan balita pasti bisa!

Pastikan balita siap. Umumnya balita bisa diajak toilet training setelah otot-ototnya mulai dapat mengontrol kandung kemih pada usia di atas 18 bulan. juga ditandai dengan kesiapan emosi, fisik dan psikologis di usia sekitar 2-3 tahun. Tanda-tandanya antara lain, dapat duduk tegak, bisa kering dalam 2-3 jam, dapat membuka-memakai celana, bisa memahami intruksi sederhana dan sudah bisa mengatakan keinginannya.

Biasakan kegiatan kamar mandi. Mulai kenalkan dan biasakan ia pipis dan buang air besar (BAB) di pispot atau potty chair. Biarkan ia memilih agar ia suka menggunakannya.  Perlihatkan ketika Anda membuang dan mem-flush kotorannya dari popok di kloset. Ajak ia ketika Anda menggunakan toilet supaya ia makin paham perlunya toilet. Ceritakan secara sederhana cara pipis dan bab serta proses memakai pispot atau toilet, jelaskan tentang alat kelamin dan fungsinya, bacakan cerita atau dongeng tentang pispot, dan belikan ia celana dalam seperti layaknya anak sudah besar.

Atur jadwal. Mengatur asupan cairan dan makanan ke tubuh balita diperlukan untuk mengatur interval ke kamar mandi. Amati jadwal siklus pipis dan buang air besarnya, misalnya ia biasa pup sekitar jam 9 pagi dan pipis 1 jam sekali. Siklus pipis dan bab ini memudahkan Anda mengajaknya menyalurkan dorongan bak dan bab di tempat dan waktu yang tepat.

Konsisten. Pastikan pula pengasuh anak mampu secara konsisten melaksanakan pelatihan yang Anda terapkan sehingga tidak terjadi kebingungan. Beri informasi lengkap dan detil mengenai kebiasaan dan jadwal pipis dan balita. Konsisten membimbing balita akan membuatkan cepat paham dan maik trampil memakai toilet.

Pakai cara seru. Lambungkan kreativitas Anda untuk mengajak balita melakukan toilet training agar lebih seru. Anda dapat memasang obat khusus yang tidak berbahaya untuk membuat air di kloset menjadi biru, memasang papan target untuk balita menempel stiker tanda berhasil memakai pispot/toilet dengan benar. Atau menempatkan boneka favorit sebagai teman ketika pipis atau pup, dan cara lainnya. Agar ia gebira dan selalu bersemangat melakukan toilet training.

Beri pujian. Rayakan bila ia berhasil melakukan pipis dan pup dengan benar. Hadiahi dengan pujian. Jadikan hal toilet training sesuatu yang penting dan terbaik dalam hidupnya. Kalaupun terjadi ‘kecelakaan’ hindari untuk menhukumnya, katakan saja Anda tidak suka. Wajah marah dan kecewa Anda, hanya akan membuatnya takut dan malah lebih sering tidak mau mengatakan bahwa ia ingin pipis atau pup. 












Cara Pijat Bayi


Terapi sentuhan lewat pijat amat penting untuk bayi. Anda pun dapat melakukan sendiri di rumah. Bagaimana caranya? Ikuti tips berikut ini:

Sebelum mulai memijat, lakukan beberapa langkah persiapan, yaitu:

* Mencuci tangan.
* Hindari kuku dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi.
* Ruang untuk memijat usahakan hangat dan tidak pengap.
* Bayi selesai makan atau tidak berada dalam keadaan lapar.
* Usahakan tidak diganggu dalam waktu lima belas menit untuk melakukan proses pemijatan.
* Baringkan bayi di atas kain rata yang lembut dan bersih.
* Ibu/ayah duduk dalam posisi nyaman.
* Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai wajahnya sambil mengajak bicara.

Setelah melakukan persiapan itu, pemijatan bisa dimulai. Berikut ini contoh cara memijat beberapa bagian tubuh bayi:

* Pijat kaki
Mulailah dengan memegang kaki bayi pada pangkal paha seperti cara memegang pemukul softball. Gerakkan tangan ke bawah secara bergantian seperti memerah susu dan putar.

Pegang pangkal paha dengan tangan secara bersamaan memeras dan memutar kaki bayi dengan lembut dari pangkal paha ke arah mata kaki. Kemudian, telapak kaki diurut dengan dua ibu jari secara bergantian mulai dari tumit ke seluruh telapak kaki. Pijat jari kaki satu-persatu dengan memutar menjauhi telapak, diakhiri tarikan lembut di tiap ujung jari. Lalu, peras dan putar pergelangan kaki dengan ibu jari dan jari lain. Usap kaki bayi dengan tekanan lembut dari pangkal paha hingga akhir.

* Perut bayi
Pijat perut bayi dari atas ke bawah seperti gerakan mengayuh sepeda. Pijat perut mulai bagian kiri atas ke bawah dengan jari-jari tangan membentuk huruf I lalu L terbalik.

* Pijat dada
Buat gerakan ke atas sampai dengan bawah leher lalu ke samping kiri-kanan di atas tulang selangka membentuk gambar jantung lalu kembali ke ulu hati. Gerakan diagonal di dada (huruf X) dari kiri ke kanan.

* Pijat lengan bayi
Peras dan putar dengan kedua tangan dengan lembut mulai dari pundak ke pergelangan tangan. Pijat telapak tangan dengan ibu jari mulai telapak hingga jari-jari. Usap punggung tangan dari arah pergelangan ke jari-jari dengan lembut. Peras sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan telunjuk.

* Pijat muka
Letakkan ibu jari diantara alis mata si bayi. Pijat dengan ibu jari secara lembut pada alis dan di atas kelopak mata. Pijat dari pertengahan alis turun ke bawah melalui samping lipatan hidung.

* Pijat punggung
Tengkurapkan melintang. Pijat punggung dengan gerakan maju mundur sepanjang punggung mulai dari pantat hingga leher. Buat gerakan melingkar dengan jari-jari mulai batas punggung sampai dengan pantat.