Selasa, 23 Agustus 2011

Anak sering Rewel karena Produk Dengan Gambar Kartun


Sering terganggu karena saat belanja di swalayan, anak kita merengek minta produk bergambar tokoh kartun? rupanya hal tersebut berhubugan erat, karena Produk atau makanan yang menampilkan karakter kartun yang disukai anak-anak seperti Dora the Explorer atau putri Salju pada label kemasannya dapat mendorong anak merengek ingin dibelikan produk yang belum tentu baik bagi kesehatan. Makin terkenal gambar kartunnya makin sering anak merengek.

"Sebuah survei kecil yang dilakukan kepada para ibu menemukan bahwa keakraban seorang anak dengan karakter TV berkaitan dengan tingkat rengekan di supermarket," ujar Dina Borzekowski dan Holly Henry dari Universitas Johns Hopkins yang dilaporkan dalam Journal of Children and Media dan dirilis oleh medpagetoday, Kamis (18/8/2011).

"Untuk mengatasi obesitas, mungkin perlu membatasi jumlah iklan makanan dan minuman yang ditampilkan di televisi dan media lainnya. Hal itu dapat mengurangi gangguan kepada anak-anak akan produk-produk yang tidak sehat," kata Borzekowski dalam sebuah pernyataan.

Perusahaan menghabiskan dana sekitar US$ 10 miliar untuk pemasaran per makanan dan minuman anak-anak tiap tahun, khususnya untuk produk permen dan makanan ringan. Dan penelitian menunjukkan bahwa pemasaran tersebut efektif. Bahkan iklan singkat berdurasi 10 sampai 30 detik saja dapat mempengaruhi pilihan dan preferensi penonton.

Beberapa studi telah meneliti bagaimana 'Faktor Merengek' berperan dalam pembelian produk. Faktor rengekan mengacu pada kecenderungan anak-anak yang dibombardir dengan pesan-pesan pemasaran untuk meminta dibelikan produk yang diiklankan.

Peneliti mewawancarai 64 ibu dari anak-anak berusia 3-5 tahun karena ibu juga berfungsi sebagai penjaga gerbang gizi dalam rumah. Ibu melaporkan akses ke berbagai media di rumah seperti jumlah TV, komputer, pemutar DVD, permainan video, kabel dan akses internet, serta jumlah waktu anak-anak menonton TV. Para peneliti mencatat bahwa para responden itu adalah ibu berpendidikan tinggi dan memiliki tingkat pendapatan rumah tangga.

Keakraban anak dengan karakter media populer dinilai dengan menggunakan 20 butir pertanyaan dan rengekan dipecah menjadi tiga kategori: rengekan anak-anak, rengekan batas-pengujian, dan rengekan manipulatif.

Rengekan anak-anak: dengan meminta produk berkali-kali dan kaki menghentak
Rengekan untuk menguji batas: dengan cara meletakkan produk ke dalam keranjang meskipun sang ibu melarang namun anak tidak sampai mengamuk
Rengekan manipulatif: dengan cara memuji ibu dan mengaku cinta atau benci kepada ibu dengan tujuan mendapatkan produk.

Secara keseluruhan, rata-rata rumah responden memiliki dua TV, dua komputer dan anak-anak menghabiskan sekitar 39 menit sehari di depan layar elektronik. Peneliti menemukan bahwa skor rengekan terutama rengekan manipulatif, meningkat seiring dengan usia yang dapat dijelaskan oleh perubahan perkembangan mental anak.

Ibu mengatakan bahwa desain kemasan, karakter media, dan iklan adalah kekuatan utama yang menarik anak-anak untuk merengek. Seorang ibu mengatakan bahwa putrinya ingin dibelikan produk dengan karakter yang dia ketahui dari video favoritnya.

"Kami memiliki video Dora atau Putri Disney dan dia tidak harus melihat pesan-pesan promosi produknya, tapi dia akan melihat karakter pada kemasan snack atau sereal dan dia akan seolah-olah berkata, 'Saya perlu itu! "tuturnya.

Selama wawancara, para peneliti mengatakan bahwa 10 strategi umumnya muncul untuk menghadapi omelan: Menyerah, Berteriak, Mengabaikan anak, Mengganggu anak, Menjadi orang tua yang tenang dan konsisten, Menghindari tempat-tempat atau produk yang dapat mendorong rengekan, Membatasi melihat iklan, Bernegosiasi dengan anak, Memberi produk alternatif, Menjelaskan mengapa anak tidak dapat memiliki produk.

Sebagian besar ibu-ibu yang disurvei mengatakan bahwa menyerah adalah cara terburuk dalam berhadapan dengan rengekan, serta menjelaskan mengenai keputusan membeli serta konsep iklan adalah strategi terbaik.

Borzekowski dan Henry mengatakan studi ini menyoroti pentingnya mengatur dan memantau frekuensi menonton TV bagi anak-anak yang diperbolehkan untuk mengurangi rengekan. Sedangkan untuk mengatasi obesitas, mungkin perlu membatasi jumlah iklan makanan dan minuman yang ditampilkan di TV. Mempromosikan karakter untuk produk sehat seperti buah-buahan dan sayuran adalah ide yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar