Senin, 30 April 2012

Melatih Agar Anak Tidak Rewel, saat Ditinggal


Meninggalkan Anak Kadang terasa sulit lho. Apalagi ketika dia sedang menangis, menjerit dan menggapai-gapai Anda. Tidak tega rasanya. Kecemasan berpisah adalah fakta bahwa kehidupan dimulai sekitar usia 6 bulan. Tampaknya seperti sebuah kemunduran –anak Anda yang biasanya senang bermain dengan siapa saja kini merengek untuk selalu bisa bersama Anda. Tapi hal itu normal dan menunjukkan tahapan perkembangan yang yang sehat.  “Kecemasan berpisah sebenarnya merupakan lompatan secara intelektual maupun emosional,” kata Alan Greene, MD, penulis buku Raising Baby Green. “Untuk pertama kalinya, bayi Anda mulai memikirkan Anda ketika Anda tidak bersamanya.”

Bayi belajar mengenai perpisahan sebelum mereka belajar tentang perjumpaan kembali. Jadi, dapat dimengerti mengapa mereka marah ketika orang tuanya pergi. “Intinya bayi Anda tahu ada sesuatu yang hilang. Dalam kasus ini yang hilang itu adalah Anda, hal yang terpenting dalam kehidupannya,” kata Robyn J.A. Silverman, PhD, spesialis tumbuh kembang anak di Massachusetts. Untuk mengatasinya, gunakan beberapa strategi berikut ini.

Strategi 1: BERLATIH DENGAN PERPISAHAN KECIL

“Sekali bayi Anda tahu kalau Anda pergi dan kembali lagi, kecemasan itu akan mulai mencair,” kata Dr. Green. Bermain games dengan bayi Anda merupakan jalan yang mudah untuk menyampaikan pesan. Coba tutup wajah Anda dengan selimut dan katakan, “Di mana ibu?” Kemudian buka sambil tertawa. Dengan cepat dia akan meraih selimut dengan tangannya sendiri bila Anda melakukanya lagi.    

Lakukan perpisahan yang lebih besar, seperti meninggalkannya sendiri di kamarnya untuk satu atau dua menit. Letakkan dia di tempat yang aman, berikan mainan dan katakan kepadanya, “Ibu akan segera kembali.” Kemudian pergilah ke ruangan lain. Kalau dia menangis, bernyanyilah atau berkata kepadanya sehingga dia tahu kalau Anda masih ada di sana, walaupun dia tidak melihat Anda. Perpisahan-perpisahan pendek ini akan membuktikan Anda akan kembali lagi. Dan akhirnya bayi Anda akan belajar bahwa dia dalam kondisi aman walau Anda tidak ada di dekatnya.

Strategi 2 : JANGAN TINGGALKAN DIA DENGAN ORANG YANG BENAR-BENAR TIDAK IA KENAL

Idealnya anak-anak melakukan banyak hal lingkungan rumahnya dengan baby sitter yang sudah mereka kenal dengan baik. Jangan heran kalau bayi Anda menangis ketika neneknya datang. Bahkan wajah-wajah yang sudah dikenalnya dapat membuat seorang bayi marah di saat dia hanya menginginkan ibunya. Kalau Anda mengenalkan baby sitter baru, suruh dia bermain dengan bayi Anda selagi Anda masih di rumah. Bayi Anda akan melihat Anda nyaman dengan orang ini dan dia akan mempercayainya juga. Hal yang sama juga berlaku di hari Anda membawanya ke tempat penitipan anak untuk pertama kali. Jika Anda ingin menggunakan perawat dari klub kesehatan Anda tapi bayi Anda tidak pernah ke sana, lakukan persiapan. Datanglah ke sana  pada hari saat Anda bisa meluangkan waktu bersamanya dan bertemu pengasuhnya. Lain waktu, Anda dapat menitipkan bayi Anda bersamanya ketika Anda berolahraga.

Ketika Anda meninggalkannya dengan pengasuh atau di tempat penitipan anak, beri dia mainan favoritnya -boneka binatang atau mainan khusus lainnya - untuk membuatnya merasa lebih aman. “Barang-barang yang dekat dengan keseharian bayi akan membantu menenangkannya,” kata Kathleen Longeway, PhD,  psikolog anak di Children Hospital of Wisconsin, Milwaukee. Dan selalulah bekali pengasuh dengan petunjuk yang jelas tentang kebiasaan bayi. Melakukan hal-hal rutin secara teratur akan membuatnya merasa nyaman.

Strategi 3:  PERGI YANG TERENCANA

Jangan pergi tanpa mengucapkan selamat jalan. Pergi dengan diam-diam sepertinya cara  paling gampang, tapi jika bayi mencari-cari dan tiba-tiba Anda tidak ada, dia mulai berpikir Anda dapat menghilang kapan saja. Ini hanya akan meningkatkan rasa ketergantungan bayi terhadap Anda.

Sebaliknya datanglah dengan ungkapan salam perpisahan lucu yang biasa dilakukan. Bisa berupa ciuman di kening, nyanyian atau tarian. “Saya mempunyai anak laki-laki berumur 9 bulan, Max, yang mendorongku keluar rumah,” kata Jill Gawrych, ibu 3 orang anak dari Jackson, Wisconsin. “ Dia harus mendorongku dengan keras untuk pergi, dan ini menyenangkan sekali.”

Strategi 4: BIARKAN SAJA DIA MENANGIS

Walau terkesan kejam, Anda mungkin perlu meninggalkan bayi Anda saat ia masih menangis. “Ragu-ragu untuk pergi mungkin hal yang paling buruk yang dapat Anda lakukan,” kata Dr. Longeway. Bayi-bayi mengambil isyarat emosi dari orang tua mereka. Jadi, jika Anda ragu atau  mengekspresikan penyesalan, bayi Anda berpikir dia mempunyai sesuatu yang Anda takuti,” Dr. Silverman. “Bayi Anda akan membaca kegelisahan Anda yang terlihat seperti ‘Aku sungguh tidak percaya dengan orang yang menjaga kamu,’” kata Dr. Silverman. “Ini mengajarkannya terus bergantung kepada Anda dan tidak percaya serta gelisah berada di di dekat orang lain.”

Sebaliknya, hilangkan stres Anda dengan menarik napas panjang beberapa kali. Dan ingat, biasanya kegelisahan berpisah ini lebih berpengaruh terhadap orang tua dari pada anak.  “Setelah beberapa menit dengan pengasuh yang penuh perhatian, kebanyakan bayi akan menjadi tenang,” kata Dr. Silverman.

Strategi 5: LUANGKAN WAKTU DENGANNYA KETIKA ANDA KEMBALI

Beri salam bayi Anda dengan senyuman, kemudian ikuti keinginannya. “Bergabunglah dengan Anak secara emosional maupun fisik,” kata Dr. Silverman. Jadi, jika dia memeluk, luangkan waktu beberapa saat merapatkan badan Anda kepadanya. Jika dia lebih suka main bola, ikut saja bermain. Dan jika dia menangis, ikuti juga tidak apa-apa. kadang-kadang anak-anak  perlu mengeluarkan kemarahan dan keresahannya.

Seperti pada semua tahapan, keadaan ini tidak akan berlangsung terus menerus. Ketika hal itu terjadi, camkan dalam pikiran Anda bahwa kecemasan berpisah itu menandakan dimulainya hubungan baru bagi Anda dan si kecil; bahwa Anda berdua akan selalu berhubungan, bahkan ketika sedang berpisah.



Sabtu, 28 April 2012

Tahapan Melatih Bayi Berjalan


bayi baru lahir belum bisa apa-apa Tapi, bayi 1 tahun? Lain lagi ceritanya! Hanya dalam 12 bulan, bayi kecil yang semula tidak berdaya bermetamorfosis menjadi mesin yang terus bergerak. Dia akan belajar duduk, merangkak, dan berdiri. Pastikan Anda selangkah di depan dengan panduan tahap demi tahap ini untuk mengikuti perkembangannya.

GERAKAN BARU: MENGANGKAT BADAN

Saat terjadi: Bayi Anda tidak bisa mendorong tubuhnya sendiri ke atas sampai dia cukup kuat untuk mengangkat kepalanya, biasanya begitu mencapai usia 2-3 bulan. Kemudian, dia akan menggunakan kedua lengannya untuk mengangkat dadanya. Awalnya, dia hanya bisa separuh tegak: Sambil tengkurap, dia akan mendongakkan kepala, menyangga tubuh dengan bertumpu pada kedua sikunya, dan menoleh ke sekelilingnya. Di usia 6 bulan, dia sudah bisa menahan tubuhnya dengan kedua telapak tangannya.

Prosesnya: Untuk mengangkat tubuh perlu latihan. Kebanyakan bayi tidak suka tengkurap, tapi latihan ini penting untuk menguatkan otot dan mengendalikannya. ”Saya mendorong para orang tua untuk menengkurapkan bayi mereka sejak hari pertama,” ujar M. Michael Eisenfeld, MD, dokter ahli anak di All Children’s Hospital di St. Petersburg, Florida. ”Jika dimulai sejak dini, anak Anda akan cepat terbiasa.”

Cara membantu: Coba tengkurapkan si kecil di atas perut Anda saat Anda rebahan di kursi malas. Melihat wajah Anda akan merangsang dia untuk mendorong badannya ke atas.

GERAKAN BARU: MEMBALIKKAN BADAN

Saat terjadi: Pertama kali bayi Anda bisa menggulingkan badan di usia 4-6 bulan, kemungkinan dia pun akan sama terkejutnya dengan Anda. ”Dia akan mendorong ke atas dengan perutnya, lalu menahan badannya dengan kedua tangan,” kata Alice Anderson, ahli terapi fisik anak di Children’s Medical Center Dallas. Jika terlalu bertumpu di satu sisi, dia akan terguling ke posisi terlentang.

Prosesnya: Apakah bayi Anda berguling lebih dulu dari depan ke belakang, atau sebaliknya, semua ini adalah proses belajar. Dia akan belajar membebaskan lengannya agar tidak mengganjal, dan dia akan menemukan gerakan yang dialaminya secara kebetulan.

Cara membantu: Jika si kecil mulai memiringkan badannya, bantulah dia untuk menempatkan lengan di sisinya atau angkat ke atas kepalanya supaya dia bisa berguling, jelas Dr. Eisenfeld.

GERAKAN BARU: DUDUK TEGAK

Saat terjadi: Bayi mulai belajar duduk di usia 6 bulan. Pertama, dia akan membungkukkan tubuh ke arah kakinya, lalu menapakkan kedua tangannya untuk menahan tubuh. Secara bertahap, begitu dia bisa menjaga keseimbangan, dia akan dapat duduk tegak dan mengangkat kedua tangannya. Di usia 7 bulan, kebanyakan bayi sudah bisa duduk sambil memegang mainan. Prosesnya: Bayi tidak langsung bisa duduk –tapi Anda yang membantu dia duduk. “Dudukkan dalam posisi tegak dan pegangi sedikit saja,” saran Dr. Eisenfeld. ”Lalu perlahan-lahan lepaskan, namun Anda tetap siap di dekatnya kalau dia terjatuh.”

Cara membantu: Jadikan momen ini menyenangkan. ”Bagi sebagian anak, yang tersulit adalah fokus pada obyek di depannya,” kata Dr. Eisenfeld. ”Mereka cenderung bergerak.” Beri dia sesuatu untuk dipegang, atau buat mimik wajah yang lucu sebatas pandangan matanya.

GERAKAN BARU: MERANGKAK

Waktu terjadinya: Meski umumnya bayi merangkak di usia 7-10 bulan, tapi banyak juga bayi yang terlambat atau bahkan tidak pernah bergerak dengan tangan dan lututnya. Sejumlah pakar meyakini bahwa ini adalah efek samping yang tidak direncanakan dari kampanye “Back to Sleep”. “Ketika American Academy of Pediatrics mulai menghimbau untuk menidurkan bayi dalam posisi terlentang untuk mencegah kematian bayi secara mendadak, sejak itu semakin jarang bayi ditidurkan tengkurap,” kata Anderson. ”Ini berdampak terhadap tahapan tumbuh kembang bayi, salah satunya adalah merangkak.” Kebetulan para dokter tidak menganggap penting bagi bayi untuk bisa merangkak selama dia bergerak dengan caranya sendiri dan bahkan bisa berjalan.

Prosesnya: Untuk merangkak dibutuhkan kemampuan koordinasi dalam menggerakkan kaki dan tangan bersamaan, serta motivasi untuk mulai bergerak. Tapi sebagian bayi bergeser dengan bokongnya, berguling, atau merangsek ke depan dengan perutnya sebagai pendorong.

Cara membantu: Baringkan si kecil di atas perutnya dan sebar beberapa mainan favoritnya sedikit di luar jangkauan. Cepat atau lambat, dia akan menemukan cara untuk meraihnya.

GERAKAN BARU: BERJALAN

Waktu terjadinya: Sebelum anak bisa berjalan, dia harus belajar cara berdiri. Anda akan melihat dia mengangkat badannya untuk berdiri di usia 10-12 bulan. Dia akan berpegangan pada furnitur, tapi begitu sudah mahir –di usia 10-15 bulan– dia tidak akan membutuhkannya lagi.

Prosesnya: Begitu dia bisa mengangkat badan, dia akan berlatih menjaga keseimbangan dan berjalan. Pastikan dia mengenakan sepatu beralas empuk untuk berjalan di luar dan sediakan area yang aman untuk bereksplorasi. Bayi biasa menggunakan jemari kaki untuk mencengkram lantai. Jadi, jika Anda berada di dalam rumah, biarkan kakinya telanjang.

Cara membantu: Luangkan banyak waktu untuk bermain. Anda bisa memindahkan beberapa mainan ke tempat yang lebih tinggi. Jika semua ditaruh di lantai, dia tidak akan termotivasi untuk berdiri –kecuali untuk meraih benda-benda berbahaya yang Anda pikir sudah di luar jangkauannya!


Rabu, 18 April 2012

Mengurangi Nyeri saat Imunisasi Bayi


 Menyaksikan buah hati mendapat suntikan vaksin sesuatu yang juga menyakitkan bagi orang tua. Namun ada cara sederhana untuk menenangkan dan mengurangi rasa sakit akibat vaksinasi pada bayi dan balita, menurut sebuah studi terbaru.

Dr Harvey Karp, seorang dokter anak yang menulis The Happiest Baby on the Block memperkenalkan metode yang dikenal sebagai 5 S, yaitu lima cara untuk mengurangi rasa sakit bayi saat divaksin.

Caranya, adalah membungkus atau membedong bayi dengan selimut, meletakkan tubuh bayi miring, menggendong sambil menggoyangkan bayi, mendekatkan mereka pada perut dan dada orang tua serta orang tua yang mengeluarkan suara (shusing) saat bayi divaksin.

Karp mengatakan metode ini juga dapat digunakan untuk menenangkan bayi rewel atau mengalami kolik, sebab meniru sensasi yang dirasakan bayi dalam rahim ibu. 

Para peneliti dari Rumah Sakit Anak Putri Raja di Norfolk menguji metode ini pada 230 bayi berusia 2-4 bulan yang akan diberi vaksinasi. 

Bayi dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok pertama diberi air putih sebelum disuntik, satu kelompok diberi air gula karena diperkirakan air gula mengurangi rasa sakit pada bayi. Kedua kelompok dihibur oleh orangtua 

Pada dua kelompok lain, bayi yang mendapat air putih atau air gula dihibur oleh orangtua mereka menggunakan metode d5S.

Pengamat mengamati tanda-tanda kesakitan, tangisan bernada tinggi, meringis, merintih dan menilai rasa sakit. Kesimpulannya, bayi yang dihibur orangtua dengan metode 5 S memiliki rasa sakit terendah, bahkan bila mereka hanya diberikan air putih. 

"Sejujurnya, saya seorang yang tak percaya, itulah sebabnya saya melakukan studi ini," kata Dr John Harrington kepada New York Times.

"Tapi ternyata anak yang dibedong, ditempatkan dalam posisi berbaring menyamping dan orang tua yang mengeluarkan suara-suara di dekat telinga mereka, bayi secara refleks lebih tenang." katanya.

Studi ini dimuat dalam jurnal Pediatric. 


Senin, 09 April 2012

Bila Anak Mulai Suka Membantah, Coba yang ini ya..


Hampir semua anak pernah membantah atau melawan terhadap orangtuanya. Bagaimana itu terjadi? Menurut  John Gray, Ph.D., dalam bukunya Children Are from Heaven, ‘perlawanan’ seorang anak terhadap orangtuanya karena dia mulai mempunyai kemauan, keinginan, dan kebutuhan sendiri. Dia beranggapan bahwa kalau saja orangtua mengerti, mereka pasti mau mendukung kemauan, keinginan atau kebutuhannya itu. Perilaku tersebut juga menandakan perkembangan kemandirian dalam diri anak. Mungkin dia sudah merasa sebagai anak besar yang bisa melakukan segalanya sendiri.

Perasaan tersebut membuat si kecil mudah tersinggung bila ada tekanan dari luar dirinya. Itulah mengapa sikapnya bisa berubah saat mendengar kata-kata perintah atau larangan. Perubahan sikap tersebut bisa dalam bentuk anak menjadi penurut atau justru melakukan perlawanan. Namun perasaan mandiri tak selamanya jelek. Sebab, kemandirian ini juga bermakna bahwa anak sudah punya pendirian, suatu potensi yang sangat penting bagi kreativitas anak.

Tak hanya itu. Aksi perlawanan juga bisa muncul bila anak merasa diperlakukan tak adil. Anak yang disuruh melakukan sesuatu secara kasar, direndahkan harga dirinya, dan dituntut untuk selalu menuruti kemauan orangtuanya, biasanya akan merasa bahwa dirinya diperlakukan tak adil dan sewenang-wenang. Ini  merupakan reaksi yang wajar. Siap sih yang mau menerima kesewenang-wenangan?

Hati-hati bila Sering Terjadi

Dilarang sedikit saja, si kecil membantah, memberontak atau melawan. Bagaimana bila anak berperilaku demikian? Jangan didiamkan saja. Sebagai orangtua, Anda punya kewajiban   mengurangi ‘hobinya’ yang satu itu. Anak yang terlalu sering membantah, bisa jadi memang ada ‘sesuatu’ dengan sikapnya. Nah, kiat berikut bisa dicoba:

       Hargai anak. Sikap yang adil, hangat, penuh kasih sayang dan cenderung menghargai anak, akan melahirkan sikap yang kooperatif pula. Inilah yang lebih dulu mesti diciptakan dalam keluarga. Dengan menghargai anak, anak pun akan menghargai orangtuanya. Semua merupakan cerminan sikap kita sendiri terhadap mereka. Selain itu, terimalah kekurangan dan kelebihan anak secara wajar. Bila anak tak dapat melakukan sesuatu, jangan melecehkan,  tapi berilah motivasi agar suatu saat bisa lebih baik. Bila anak mampu, Anda pun tak perlu berlebihan memujinya. Fokuslah pada kelebihannya, bukan kekurangannya, sehingga Anda selalu merasa bersyukur memiliki anak yang luar biasa.

    Dengarkan keluhannya. Sediakan waktu sedapat mungkin untuk mendengarkan keluhan dan penolakan anak. Bila si kecil merasa kebutuhan untuk dimengerti sudah terpenuhi,  seketika itu  bagian terbesar ‘perjuangannya’ sudah selesai. Anak akan menyadari bahwa dia begitu diperhatikan oleh orangtuanya. Cara ini akan memperkecil sikap menentang dan menciptakan sikap kooperatif anak.

   Ungkapan dengan jelas. Ketika menemukan sikapnya yang menjengkelkan itu, ungkapkanlah ketidaksenangan Anda dengan kalimat yang jelas dan tak memojokkan anak.  Ketimbang mengatakan, “Ayo cepat mandi, Mama nggak suka punya anak malas dan bau,” lebih baik katakan, ”Yuk, kita mandi Sayang biar wangi. Setelah itu boleh menonton teve lagi.”  Anak tentu senang mendapat perlakuan seperti itu.

   Menjalin hubungan baik. Binalah hubungan yang hangat dan akrab dengan si kecil. Perhatikan kebutuhannya dan pastikan Anda telah memenuhinya. Jalin komunikasi yang hangat dengan memberinya waktu yang berkualitas. Makin menyenangkan Anda di mata anak, si kecil tentu akan lebih terbuka. Jangan lupa, tanamkan nilai-nilai moral dan norma sosial yang berlaku.

   Hindari hukuman fisik dan kata-kata yang menusuk saat mengingatkan anak. Bila anak merasa direndahkan, maka dia akan semakin “menjauh”. Jalinan komunikasi yang lancar, penerimaan, dan penghargaan dari orang tua, akan membuat anak merasa diterima, membangun rasa percaya dirinya, dan mau bekerja sama. Lakukan semua usaha dengan lembut, tegas, dan konsisten, supaya mendapatkan hasil yang efektif.


Zat Besi Cukup, Menunjang Perkembangan Otak Anak


Dahulu, pembentukan otak dianggap telah selesai ketika bayi dalam kandungan. Ternyata beberapa bagian otak masih tetap terbentuk setelah kelahiran misalnya bagian otak yang penting untuk daya ingat dan hubungan antara tempat dan kejadian, serta bagian yang penting untuk perencanaan dan pengambilan keputusan.

Otak mengandung milyaran sel saraf. Sel serabut saraf yang telah terbentuk ini harus saling berhubungan satu sama lain agar dapat berfungsi baik. Proses ini disebut sinaptogenesis. Rangsangan yang baik pada anak akan menghasilkan proses sinaptogenesis yang optimal.

Perkembangan otak tidak terlepas dari pembentukan mielin.Mielinasi atau pembentukan selubung saraf terjadi pada kehamilan trimester ke tiga hingga 2 tahun setelah kelahiran. Proses ini penting untuk menyempurnakan kerja otak. Mielin terdiri dari berbagai zat yang mengandung banyak lemak. Berbagai jenis lemak sangat diperlukan sebagai bahan pembentuk selubung saraf. Mielin juga mengandung protein. Yang tak kalah penting, mielin membutuhkan zat besi untuk pembentukannya.

Untuk apa mielin? Otak berisi kumpulan saraf yang kerjanya berdasarkan aliran impuls dari saraf yang satu ke yang lain. Tanpa mielin, aliran impuls tersebut tak akan berjalan optimal. Ibarat suatu arus berhantaran listrik, mielin adalah lapisan pengaman yang memastikan arus mengalir dengan baik.

Benarkah nutrisi berperan?
Gangguan gizi saat anak dalam kandungan ataupun sudah lahir bisa menyebabkan perubahan bentuk dan fungsi otak. Jika ibu kekurangan gizi pada kehamilan trimester satu, sel saraf janin bisa berkurang, sedangkan bila kekurangan terjadi pada trimester ketiga, kematangan sel sarafnya yang terganggu.


Bila anak pernah kekurangan nutrisi, ketika sekolah ia menunjukkan gangguan fungsi motorik kasar, motorik halus, kecerdasan, perilaku, dan interaksi sosial. Konsentrasi anak menjadi berkurang, anak kurang gembira, dan terjadi perubahan hormonal yang nantinya juga akan mempengaruhi kecerdasannya.

Banyak ahli yang memfokuskan diri pada jenis nutrisi yang diduga paling penting untuk otak, salah satu yang banyak diteliti adalah zat besi:

Zat besi adalah unsur penting dalam produksi dan pemeliharaan mielin serta mempengaruhi aktivitas saraf.
Zat besi membantu kerja enzim yang penting untuk perangsangan saraf.
Zat besi ditemukan dalam otak secara tidak merata, sesuai dengan kebutuhan masing-masing bagian otak tersebut.

Apa yang terjadi jika anak kekurangan zat besi?
a). Proses mielinasi terganggu
Fungsi pendengaran ditemukan menurun pada hewan penelitian yang sengaja dibuat kekurangan zat besi. Anak yang mengalami kekurangan zat besi saat usia 6 bulan menunjukkan gangguan kecepatan hantar saraf dari pendengaran karena kurang sempurnanya mielinasi. Efek ini menetap hingga anak berusia 2-4 tahun walau sudah diobati.
Mielinasi saraf penglihatan berlanjut sampai anak berusia 2 tahun. Jika anak pernah alami kekurangan zat besi, saat usia 3-5 tahun respon penglihatannya menjadi lebih lambat.

b). Pembentukan zat kimia penunjang kerja otak (neurotransmitter) terhambat
Sel saraf diatur oleh zat kimia disebut neurotransmiter dan kekurangan zat besi bisa menghambat produksinya. Misalnya, zat besi turut berperan dalam pembentukan neurotransmiter dopamine. Anak yang kekurangan dopamine akan memperlihatkan perilaku hiperaktif.

c). Berkurangnya kemampuan belajar dan kecerdasan
Anak yang pernah kekurangan zat besi menunjukkan skor motorik dan IQ lebih rendah pada usia 11-14 tahun. Kekurangan zat besi pada usia sekolah juga menyebabkan sulit konsentrasi dan gangguan kecerdasan terutama untuk pelajaran matematika.

Suatu penelitian di Indonesia menunjukkan anak sekolah yang kadar hemoglobinnya kurang dari 11 g/dl (anemia akibat kekurangan zat besi) lalu diobati selama tiga bulan, terjadi perbaikan kemampuan belajar tetapi tetap saja lebih rendah daripada anak normal.

Kekurangan zat besi pada anak juga dapat menyebabkan penurunan nilai tes psikologi, tes konsentrasi, mengurangi kemampuan belajar konsep, dan menurunkan daya ingat.

d). Menyebabkan anemia dan segala efeknya.
Zat besi penting untuk pembentukan sel darah merah, sehingga kekurangan zat ini bisa menimbulkan anemia atau penyakit kurang darah. Sel darah merah punya tugas mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika terjadi kekurangan, anak akan kekurangan oksigen secara kronis. Akibat anemia ditambah efek kekurangan zat besi yang lain, anak bisa alami berbagai penyakit.

e). Sinaptogenesis
Sinaptogenesis berjalan sejak lahir, sebagian besar selesai usia 2-3 tahun, sebagian kecilnya berlanjut hingga remaja.
Sinaptogenesis untuk fungsi penglihatan dan pendengaran: maksimal usia 3 bulan, selesai usia 5 tahun.
Sinaptogenesis untuk fungsi bicara: maksimal usia 9 bulan dan selesai usia 5 tahun.
Sinaptogenesis untuk fungsi kecerdasan terus berkembang hingga remaja.
Tak terlambat untuk berobat
Jika anak sudah didiagnosis kekurangan zat besi, tak ada kata terlambat untuk berobat:
Pemberian zat besi secara suntikan selama 5 hingga 10 hari untuk bayi yang anemia akibat kekurangan zat besi dapat memperbaiki kemampuan anak. Perbaikan terlihat berupa peningkatan IQ, perbaikan perilaku, dan konsentrasi anak.
Efek jangka panjang pada anak yang mendapat pengobatan lebih baik daripada yang tidak diobati.


Kiat cegah kekurangan zat besi

Perhatikan asupan zat besi sejak ibu hamil atau merencanakan kehamilan. Ingatlah bahwa perkembangan otak anak sudah dimulai sejak masih berbentuk janin.
Persediaan zat besi pada bayi baru lahir pun ditentukan saat kehamilan ibu.
Pastikan diet anak mengandung zat besi dengan memperhatikan masa-masa tumbuh kembangnya dan tingkatkan pengetahuan ibu tentang makanan yang kaya akan zat besi.
Pilihlah sereal atau susu formula sapi yang diperkaya zat besi.
Lakukan deteksi dini anemia kekurangan zat besi pada bayi, misalnya memeriksa kadar hemoglobin bayi saat usia 9 bulan. Jika kadarnya kurang dari 11 mg/dl, diperlukan terapi zat besi selama tiga bulan.


Jumat, 06 April 2012

Hati hati Menggunakan Bedak Untuk Bayi ya



Bedak talc banyak digunakan oleh para ibu untuk membantu menyerap kelembaban pada tubuh dah bokong bayi setelah mengganti popok. 

Namun, tahukan anda, penelitian para ahli kesehatan mengemukakan bahwa bedak talc bisa menyebakan pneumonia dan penyakit pernafasan lainnya pada bayi. Berikut beberapa alasan mengapa bedak talc dianggap berbahaya bagi bayi:

Bedak talc terbuat dari berbagai kombinasi bahan seperti zinc stearate, magnesium silicates, dan sebagainya. Meski tergolong aman bagi kulit, namun bahan-bahan tersebut berukuran sangat kecil sehingga mudah terbawa udara seperti debu yang bisa masuk ke dalam paru-paru anak anda yang nantinya bisa berakibat fatal bagi paru-paru mereka serta bisa menyebabkan bayi anda terserang pneumonia atau bahkan kanker paru-paru.

Beberapa kasus menyebutkan bahaya menghirup bedak talc bagi bayi anda. Meski demikian anda tak perlu terlalu khawatir jika anak anda kerap menumpahkan bedak talc nya selama, bedak tersebut tidak terhirup olehnya.

Para ahli kulit membuktikan bahwa jika dibandingkan pemakaian bedak talc dengan krim atau lotion kulit untuk bayi, maka krim atau lotion kulit lebih ampuh untuk mencegah dan mengobati ruam popok dibanding bedak.

Selain berbahaya bagi pernafasan, beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa penggunaan bedak talc pada bayi perempuan bisa menyebabkan cancer ovarium. Meski demikian tidak semua ahli setuju dengan penelitian tersebut. Namun, untuk amannya di sarankan bagi para ibu untuk lebih berhati-hati dalam pemakaian bedak talc untuk bayi mereka. Atau lebih amannya lagi, gunakan lotion khusus untuk melembabkan daerah kemaluan dan bokong bayi setelah mengganti popok dibanding menggunakan bedak talc.



Dot untuk bayi (empeng Bayi) ada manfaatnya...?


AAP atau The American Association of Pediatrics mengeluarkan sebuah penyataan kontroversial tentang pengaruh empeng terhadap SIDS(Sudden Infant Death Syndrome). Dalam pernyataan tersebut AAP menyatakan adanya hubungan antara penggunaan empeng dan penurunan resiko SIDS pada bayi. Pernyataan tersebut juga dikuti dengan rekomendasi bagi para orangtua untuk memberikan empeng saat bayi mereka tidur di tahun pertama usianya.

Pernyataan AAP ini didukung oleh Dr. DeKun Li, peneliti dari Kaiser Permanente's Northern California Region. Hasil penelitian Dr. Dekun Li menyebutkan bahwa penggunaan empeng selama tidur pada bayi bisa mengurangi resiko SIDS sebesar 90%.

Meski para ahli belum sepenuhnya yakin mengapa empeng bisa mengurangi SIDS, namun beberapa alasan mungkin bisa menguatkan pernyataan tersebut, diantaranya:

-Penggunaan empeng saat tidur membuat aliran udara dari mulut terbuka dan mengalir selama tidur.
-Bayi tidur lebih lelap karena sambil mengisap empeng, sehingga tidak selalu berubah-ubah posisi tidur.
-Posisi empeng dimulut membuat bayi jadi sulit merubah posisi badannya saat tidur.
-penelitian lebih lanjut tentang empeng dan pengaruhnya terhadap berkurangnya resiko SIDS pada bayi masih terus dilakukan.

Empeng dan ASI
Meski beberapa argumen menyatakan bahwa penggunaan empeng bisa menyebabkan bayi enggan menyusu ASI dari ibunya. Pada kenyataannya belum ada penelitian yang membuktikan argumen tersebut. Bahkan para ahli menyatakan bahwa tidak ada hubungannya penggunaan empeng dan penurunan kemauan bayi untuk menyusu ASI ibunya. Meski demikian, para orantua tetap disarankan untuk menunda memberikan empeng pada bayi hingga usia bayi 1 bulan atau lebih. Hal tersebut untuk memastikan pemberian ASI pada masa awal usia bayi terjaga dengan baik.

Para ibu juga disarankan untuk menunggu paling tidak hingga satu minggu setelah kelahiran sebelum memberikan empeng pada anaknya. Karena pada usia tersebut, bayi baru saja mulai belajar mengisap ASI ibunya, dan tidak disarankan untuk mengganggu proses tersebut dengan pemberian empeng.

Meski penggunaan empeng disarankan untuk menurunkan resiko SIDS pada bayi sekaligus menjadi alat ampuh untuk menenangkan bayi anda, sebagai ibu anda harus tahu kapan bayi anda butuh empeng dan kapan mereka bener-benar butuh menyusu ASI. Ibu juga harus tahu kapan waktunya bayi anda berhenti mengisap empeng. Resiko tertinggi bayi terserang SIDS adalah di usia 2 hingga 6 bulan, Jadi sebaiknya gunakan empeng selama usia tersebut saja.

Empeng dan masalah gigi
Timbulnya masalah gigi akibat penggunaan empeng tergantung dari berapa lama anak tersebut mengisap empeng. Jika digunakan sampai usia satu tahun atau kurang maka masalah gigi yang timbul tidak akan bersifat permanen. Kecuali jika mereka masih menggunakan empeng hingga usia balita. Usia 6 bulan adalah waktu yang tepat bagi anda untuk menghentikan penggunaan empeng pada bayi anda.


Anak ingin Hewan Peliharaan, Apa Saja Manfaatnya...?


ada beberapa manfaat lain yang akan diperoleh anak dari hewan piaraannya.

Mengajarkan tanggungjawab
Memelihara hewan piaraan akan membuat si kecil belajar untuk mengembangkan sikap tanggungjawab. Si kecil akan belajar tentang kehidupan, bahwa untuk dapat hidup dan sehat setiap hewan harus makan, minum, dan bergerak.

Ikan adalah hewan piaraan pertama yang terbaik untuk si kecil, karena akan membuat ia lebih aktif untuk memberi makan ikannya secara teratur. Sementara hewan seperti kucing atau anjing bisa membawa kebersamaan antara anda dan anak anak anda melalui berbagai aktifitas seperti mengajak anjing anda jalan-jalan, serta mengajak anak anda menyiapkan makanan untuk anjing atau kucingnya bersama anda.



Hewan piaraan adalah sahabat anak
Anak akan mencari binatang piaraannya saat ia membutuhkan teman bermain atau sekedar berbagi, sebagai pemberi semangat atau sebagai pelindung mereka. Bahkan sebuah studi mengungkapkan bahwa hewan piaraan seringkali sama pentingnya dengan orangtua, kakak, keluarga, guru dan sahabat bagi anak anda..

Hewan piaraan tidak akan menghakimi atau marah dengan anak anda bahkan saat ia bertingkah menyebalkan. Hal tersebut berguna untuk meningkatkan self esteem mereka. Bahkan, anak-anak cenderung mempercayakan rahasia dan pikiran-pikiran pribadinya untuk diceritakan pada hewan piaraannya.

Hewan piaraan sebagai obat
Hewan piaraan membantu anak mengembangkan keberanian dan kemampuan sosial nya. Mengembangkan perasaan positif pada hewan piaraan dapat mengobati self-esteemnya serta mambantu meningkatkan komunikasi non-verbal dan sikap empatinya. Sebuah studi pada anak sekolah mengungkapkan bahwa mereka yang mempunyai hewan piaraan cenderung lebih populer diantara teman-temannya serta labih memiliki empati dibandingkan mereka yang tidak punya hewan piaraan.

Hewan piaraan memberi pelajaran hidup
Hewan piaraan sering kali memberikan pelajaran pertama pada anak anda tentang kematian dan perasaan kehilangan. Hewan piaraan juga mengajarkan tentang kesehatan dan sakit pada anak anda. Mengajak anak anda ke dokter hewan untuk memeriksa hewan piaraannya yang sakit memberinya pelajaran bahwa bahkan hewan piaraan juga membutuhkan perawatan kesehatan yang baik pula. Hewan piaraan juga mengajarkan perlunya rasa hormat terhadap mahkluk hidup lain pada anak anda.

Hewan piaraan membawa kegembiraan
Hewan piaraan memberikan rasa kasih sayang tanpa syarat, kesetiaan, dan rasa nyaman pada anak anda. Kegiatan berjalan-jalan dengan hewan piaran juga akan memberi manfaat secara fisik pada anak anda. Tugas memandikan anjing atau menyikat bulu kucing piaraan akan menjadi aktifitas yang menyenangkan untuk anak anda.

Hewan piaraan membuat anak berlatih fisik
Aktifitas fisik akan memberi manfaat sosial, mental, dan fisik pada anak anda. untuk memaksimalkan manfaat ini sangat penting untuk membiasakan anak anda melakukan aktifitas fisik dengan bantuan hewan piaraannya serta mengurangi kebiasaan bermalas-malasan dan berdiam diri dirumah. Sebagai contoh, memiliki hewan piaraan dapat membantu anak untuk lebih aktif melakukan aktifitas fisik diluar yang berguna untuk mengurangi obesitas pada anak.

Meski manfaat memelihara hewan piaraan sedemikian banyaknya bagi anak anda, namun pastikan anda senantiasa mengawasi anak anda dan hewan piaraannya. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan nantinya.


Saat Terjadi Mimisan Pada Anak


Pendarahan hidung terjadi akibat lepasnya lapisan mukosa hidung yang mengandung banyak pembuluh darah kecil. Secara umum, mimisan terjadi akibat pembuluh darah yang pecah di daerah hidung bagian tengah, namanya pleksus kieselbach. Pembuluh darah ini merupakan anyaman jaringan pembuluh darah yang sangat halus dan tipis.
Mimisan yang kerap terjadi pada anak, biasanya tidak berbahaya selama anak terlihat sehat, aktif bergerak dan tidak disertai gejala demam.

Penyebab Mimisan :


Pembuluh darah pecah   
Secara umum, mimisan terjadi akibat pembuluh darah yang pecah di daerah hidung bagian tengah, bernama pleksus kieselbach. Pembuluh darah ini merupakan anyaman jaringan pembuluh darah yang sangat halus dan tipis. Pada anak-anak, pembuluh darah ini mudah berdarah terutama kalau ada infeksi di daerah hidung. Akibat infeksi, pembuluh darah yang tipis tersebut akan melebar dan kalau tersenggol sedikit saja akan mudah pecah.

Selaput Lendir dan pembuluh darah tipis          
Mimisan pada anak terjadi karena selaput lendir dan pembuluh darah anak masih tipis dan sensitif, sehingga saat ada faktor pencetus seperti udara dingin, panas yang terik atau trauma ringan (mengorek hidung, jatuh, terpukul, benda asing di hidung), darah pun langsung mengucur keluar. Biasanya terjadinya pun umumnya spontan, ringan, dan mudah berhenti.

Infeksi
mimisan terjadi karena ada infeksi, terutama di daerah hidung, misalnya infeksi sinus yang mengakibatkan pembuluh darah melebar. Untuk meyakinkan, biasanya dilakukan foto sinus. Umumnya, darah akan keluar dari hidung, tetapi, terkadang darah tidak keluar dari hidung, melainkan tertelan ke tenggorokan.

Alergi
Tidak sampai di situ saja, mimisan juga bisa terjadi karena alergi, yang biasa terjadi pada anak usia empat tahun. Biasanya disertai pilek kental dan lama, terkadang juga disertai batuk berdahak dan napas berbau. Ada juga mimisan yang berkaitan dengan gender, meski sangat jarang terjadi
Gangguan mimisan umumnya berkurang sesuai dengan pertambahan usia. Semakin tambah usia, pembuluh darah dan selaput lendir di hidung sudah semakin kuat, hingga tak mudah berdarah. Meski mayoritas kasus mimisan tidak berbahaya, orangtua hendaknya waspada jika frekuensi mimisan itu cukup sering, sekitar 1-2 hari, karena ada kemungkinan si kecil mengidap penyakit berbahaya, yaitu seperti penyakit seperti ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura), demam berdarah,leukemia, talasemia berat, atau hemofili, bisa juga menunjukkan gejala mimisan. Kadar trombosit yang rendah bisa pula menyebabkan pendarahan di hidung. Anak hemofili bisa saja memiliki kadar trombosit yang normal, tapi faktor pembekuan darah yang rendah sehingga penderita sering mengalami pendarahan.

Pertolongan pertama saat mimisan :

-Duduk sedikit membungkuk ke depan dan bernafas melalui mulut. (bila tidur terlentang, aliran darah ke hidung bertambah deras dan darah dapat tertelan)

-Tekan bagian depan cuping hidung selam 5 menit dan kompres dingin/es pada tulang hidung

-Bila setelah 5 menit masih tetap berdarah, bawalah ke dokter atau unit gawat darurat RS


Cara Lain Mengatasi Mimisan :
Selain menggunakan obat - obatan dari dokter untuk memperkuat selaput lendir dan pembuluh darah di hidung pada anak, ada beberapa cara tradisional untuk mengatasi mimisan, yaitu :

Daun sirih
Secara tradisional, orang Indonesia spontan akan menggulung selembar daun sirih (piper betle lynn) dan memasukkannya ke hidung bocah untuk menyumbat darah yang keluar akibat mimisan. Dalam sekejap, aliran darah dari hidung itu pun berhenti. Hal itu terjadi, antara lain, karena daun sirih mengandung styptic yang bisa menahan perdarahan. Sedangkan seluruh tumbuhan sirih mengandung arecoline yang bisa merangsang saraf pusat, meningkatkan daya pikir, gerakan peristaltik, dan meredakan dengkuran. Daun sirih mengandung banyak jaringan yang berisi kelenjar minyak aetheris atau minyak terbang. Minyak yang bisa diperoleh dengan cara menyuling ini terutama mengandung senyawa chavicol dan fenol. Karena itu, minyak sirih sangat berguna untuk mengobati batuk dan radang selaput lendir tenggorokan.

Akupuntur
Akupunktur berperan lebih mencegah terjadinya mimisan pada anak yang sering mimisan.  Pengobatan akupuntur dilakukan seminggu dua kali sebanyak 6-10 kali. Akupunktur memberi hasil terapi yang  baik pada beberapa kasus mimisan anak.


Beberapa Pilihan Warna Kamar Tidur Bayi


Menjelang kedatangannya persiapkan segala kebutuhan bayi dengan seksama, rencanakan ruang tidur yang nyaman bagi si kecil Anda. Dalam menata kamar bayi Anda, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah penggunaan warna di dalam kamar bayi Anda. 

Warna yang akan kita pilih nanti akan memberi pengaruh besar dalam hal kenyamanan dan ketenangan yang akan ditampilkan dari warna - warna tersebut, jadi Anda harus pintar memilih paduan warna yang tepat untuk
kamar bayi anda.

Berikut beberapa jenis warna dan panduan untuk memberi warna yang tepat untuk kamar bayi Anda :

Warna - warna hangat :

Merah 
Warna merah merupakan warna yang kuat yang memberi banyak energi, tetapi agak tidak tepat jika anda memberi warna ini, karena terlalu terang dan memberikan rangsangan yang berlebihan. Tetapi jika anda menyukai warna ini, anda bisa memberi warna ini pada salah satu sudut
di tembok kamar bayi anda.

Kuning

Warna kuning sebenarnya cukup sering dipakai untuk menghiasi kamar bayi, tetapi warna kuning tidak terlalu baik dalam hal ketenangan untuk bayi anda. Warna kuning cerah juga bisa membuat tingkat kecemasan bayi bertambah, dan memberikan rangsangan yang berlebih kepada bayi dan
anak-anak. Jika anda benar-benar suka dengan warna ini, pakailah warna ini pada salah satu dinding kamar tersebut.

Oranye 
Oranye merupakan warna yang tidak terlalu terang dibandingkan merah, tetapi tetap hangat. Jika anda mempunyai kamar yang gelap dan menghadap ke utara, anda bisa mencoba untuk memberikan warna oranye yang tidak terlalu terang di salah satu tembok, ini akan membuat kamar sedikit hangat tetapi tetap tenang.



Warna - warna sejuk :

Biru

Biru merupakan pilihan warna yang tepat untuk kamar bayi anda. Warna ini sangat lembut dan bisa menciptakan suasana yang tenang yang akan membantu bayi anda untuk tidur. Jika anda mempunyai bayi perempuan, warna biru dapat menjadi sangat feminin. Cocokan warna biru pastel dan aksesoris dengan warna pink pucat, hijau, atau kuning, dan banyak warna putih untuk terciptanya suasana yang sangat feminin.

Hijau

Hijau adalah warna alam yang pastinya menenangkan dan membuat kita relax. Warna hijau juga dapat menjadi pilihan yang bagus untuk kamar bayi anda. Warna ini cocok untuk bayi laki-laki ataupun bayi perempuan dan bisa dimasukkan dalam berbagai tema. Jika anda memilih warna hijau klasik, anda bisa bertahan lama dengan warna dan tema tersebut.


Ungu

Warna ini adalah salah satu warna favorit untuk warna anak perempuan. Warna ungu merupakan warna yang sangat menenangkan yang sangat tepat untuk warna kamar anak anda. Untuk kamar bayi anda, cocokan dengan warna ungu pastel dan aksesoris dengan warna hijau terang dan pink.


Pemasangan Gurita Pada Bayi, Haruskah...?


Pada masa lalu, gurita sering digunakan orang tua untuk membebat perut bayi yang buncit agar cepat rata. Itu sebabnya mereka memasang gurita di perut bayi dan mengikatnya cukup erat.

Syukurlah kini banyak mama sudah paham mengapa dokter tak menyarankan penggunaan gurita. Gurita yang terikat dengan erat di sekeliling perut bayi justru dapat mengganggu pernapasan. Memang, tidak seperti orang dewasa yang bernapas melalui pernapasan dada, bayi masih lebih banyak bernapas menggunakan pernapasan perut. 

Boleh dibilang, pusat aktivitas kehidupan bayi masih berlangsung di sekitar perutnya. Tak heran kalau tekanan kuat di perut yang buncit itu juga bisa menyebabkan bayi jadi mudah gumoh. 

Tapi benarkah gurita sama sekali tidak diperlukan? Tunggu dulu! Gurita ternyata tetap perlu, Ma. Gurita dapat melindungi tali pusar bayi agar tidak bergesekan dengan pakaian atau dari gerakan-gerakan tangan bayi yang bisa menyenggol tali pusarnya sendiri. 

Jadi, sampai tiba waktunya ia puput pusar, gurita bisa bermanfaat. Tapi tentu saja, perhatikan agar pemasangan gurita tidak terlalu ketat, ya! 

MengOptimalkan ASI Ibu Bekerja, Agar Bayi tetap Mendapat ASI Eksklusif


Kesibukan kerja, kemacetan lalu lintas yang membuat perjalanan pulang pergi ke kantor jadi tak singkat, membuat banyak mama  ragu untuk tetap bisa memberikan ASI eksklusif bagi anak selama 6 bulan. 

Tapi, jangan buru-buru menyerah, Ma. Tetaplah berusaha, dan yakinkan diri Anda pasti bisa! Tip berikut mungkin bisa membantu:

- Rajin ‘menabung’ ASI. Mulailah berlatih menabung dan menyimpan ASI sekitar tiga minggu sebelum mulai kembali bekerja. Ini akan membiasakan Anda untuk memerah ASI dan menjadikannya sebagai rutinitas. 

- Kenyangkan anak.  Sebelum berangkat bekerja, susui bayi Anda sampai kenyang. Begitu pula segera sesudah Anda pulang bekerja.

- Perah ASI di kantor setiap tiga jam sekali. Atur waktu Anda agar setiap tiga jam sekali Anda bisa memerah ASI secara rutin. Ini perlu Anda lakukan agar ASI tetap lancar. Temukan tempat yang cukup bersih untuk melakukannya, kemudian simpan ASI di dalam tempat penyimpan yang baik sampai waktu pulang.

- Jaga kondisi. Penting sekali bagi Anda untuk tetap sehat selama menyusui agar produksi ASI tidak terganggu. Makanlah makanan bergizi, dan konsumsi banyak buah-buahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Minum banyak air putih untuk memperlancar ASI, terutama sebelum memerah ASI/menyusui.

Selain hal-hal di atas, satu hal lagi yang tak kalah penting untuk selalu Anda miliki adalah semangat. Bila semangat mengendur, dengan mudah niat Anda untuk menyusui anak akan ikut memudar. Jadi, bertahanlah, Ma, demi yang terbaik untuk anak!


Kamis, 05 April 2012

OlahRaga untuk Anak dan Balita


salah satu cara untuk melatih gerakan anak Anda adalah dengan mengajaknya berolahraga. Kok begitu? Olahraga tak sekadar membuatnya sehat dan bugar, tapi bisa pula mengembangkan kemampuan motoriknya. Jadi, tubuh anak ’dijamin’ pasti lebih fit, sehingga bisa survive ketika menghadapi berbagai tantangan yang menghadang (secara fisik maupun psikis).
Masalahnya, Anda tidak bisa sembarangan memilih olahraga untuk anak. Jadi, banyak-banyaklah ’belanja’ info seputar dunia olahraga.  

Di bawah 6 tahun
Bila anak belum ingin berolahraga, jangan memaksanya. Anak mengembangkan keterampilan tertentu pada usia yang berbeda-beda. Makanya, jangan membanding-bandingkan anak Anda dengan anak lain. Sepanjang tumbuh kembangnya normal (dan sesuai target!), biarkan ia menguasai keterampilan berdasarkan kemampuannya sendiri.
Beberapa anak enggan berolahraga karena merasa takut gagal atau gampang frustrasi. Lagi-lagi, kenali sinyal-sinyal yang dikirimkan oleh anak dan jangan bosan memberi dorongan.

Berikut ini beberapa jenis olahraga yang pas untuk usia anak:

Umur 2-3 tahun. Olahraga yang sifatnya belum terstruktur, seperti berlari, berayun-ayun, memanjat, dan bermain air. Pada usia 2 tahun, anak sudah mampu melompat dengan satu atau kedua kaki, dan berlari. Pada usia 3 tahun, ia sudah bisa berubah-ubah arah (dari kanan ke kiri, dari depan ke belakang) dengan mudah.
Catatan: Umumnya, anak belum siap untuk bergabung ke dalam olahraga yang berstruktur atau terlibat dalam aktivitas yang sarat kompetisi. Bila anak enggan bergabung dalam olahraga tertentu (untuk alasan apapun), jangan dipaksa ya. Coba cari tahu penyebabnya. Bila perlu, tunda dulu dan coba lagi beberapa bulan atau tahun setelahnya.
Yang bisa Anda lakukan: Selalu mendampingi anak. Jangan pernah lupa mengoleskan tabir surya ketika anak di luar rumah (ini berlaku sampai kelak ya).

Umur 4-5 tahun. Biasanya, anak sudah bisa menggelindingkan bola besar, menangkap bola, serta piawai dengan sepeda roda tiga. Ia juga mulai suka berenang atau bersenam (tapi tanpa diprogram).
Catatan: Apapun olahraga pilihannya, si kecil mesti senang. Jika anak tidak bahagia, tanyalah alasannya dan coba atasi masalah atau cari olahraga lain yang lebih disukai. Ini penting jika anak ingin melakukan olahraga terstruktur. Kelak anak yang tertekan karena harus bersaing, bisa saja membentuk sikap negatif terhadap dunia olahraga atau mencederai dirinya sendiri (karena selalu berusaha menyenangkan orang lain).
Yang bisa Anda lakukan: Pastikan jadwal anak tidak berlebihan, sebab bisa membuatnya stres. Siapkan pengaman yang diperlukan. Misalnya, pengaman siku, lutut, atau helm, ketika anak bersepeda. Jadikan hal ini kebiasaan, apapun jenis olahraga pilihan anak nantinya. 

Umur 5-6 tahun. Banyak keterampilan yang sudah dikuasainya, termasuk baris-berbaris, latihan keseimbangan (berjalan di atas titian balok), memanjat, berayun, bergelantungan, berguling, berputar, dan lain-lain.
Catatan: Si kecil sudah bisa melakukan permainan sederhana dengan bola. Meski ini melibatkan koordinasi dan kelincahan, biarkan ia bermain secara  bebas alias tanpa aturan yang ketat.
Yang bisa Anda lakukan: Ingatkan anak bahwa titik berat olahraga tetap pada bersenang-senang, bermain bersama teman-temannya, serta menguras tenaga. Tidak ada embel-embel lainnya.



Usia 7 tahun ke atas. Kemampuan anak untuk berpartisipasi dalam berbagai jenis olahraga akan terus berkembang. Di usia inilah, anak boleh mulai bergabung dalam tim olahraga yang terstruktur. Tapi, tergantung kemampuan si kecil, ya. Dia masih harus terus mengasah keterampilan dasar, seperti melompat, menendang, melempar, dan menangkap.

Catatan: Banyak olahraga kelompok yang melibatkan kontak tubuh. Sementara, anak di bawah 7 tahun tidak siap untuk terlibat kontak tubuh, apalagi yang agak ‘kasar’. 

Yang bisa Anda lakukan: Risiko yang dialami bisa-bisa tak hanya cedera saja, tapi juga isu menang dan kalah. Secara emosional, menerima kekalahan saat olahraga adalah hal yang sulit. Jadi, jangan biarkan anak khawatir soal menang atau kalah. Intinya, olahraga untuk meningkatkan kebugaran dulu!

Umur 8-12 tahun. Banyak pakar setuju, inilah usia paling pas untuk memperkenalkan olahraga yang kompetitif. Misalnya, softball, sepakbola, basket, karate, atau tenis. Ini karena keterampilan mereka berkembang, semakin sempurna, dan bahkan terkoordinasi dengan baik.

Catatan: Anak sudah siap bermain dalam tim olahraga. Ia juga mengerti aturan yang berlaku. Mulai usia 10 tahun (sampai 14 tahun), anak harus berada di bawah pelatih yang benar. Ia berpotensi jadi juara, asal mendapat program latihan yang pas.

Yang bisa Anda lakukan: Bila anak tak suka bergabung dalam tim olahraga, ia tetap perlu olahraga rutin. Olahraga seperti berenang, senam, atau inline skating bisa juga dilakukan tanpa unsur kompetisi. Olahraga seperti ini membuat anak tetap sehat dan fit.

Rekreasi atau prestasi?
Olahraga bisa dibedakan menjadi dua jenis, yakni:

        Olahraga rekreasi. Sesuai namanya, olahraga ini dilakukan sekadar untuk bersenang-senang. Jadi, Anda tidak perlu repot-repot merencanakan program khusus untuk anak. Biarkan anak bergerak sebebas-bebasnya, sesuai minat dan keterampilan yang sudah dia kuasai. 
Catatan: Tidak ada batasan minimal usia untuk memulai olahraga jenis ini.

        Olahraga prestasi. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, seperti minat, bakat, serta program latihan yang sesuai untuk anak. Jangan sampai porsi latihan tidak sesuai usia dan perkembangan motorik si kecil. Bisa-bisa otot-ototnya cedera atau malah tidak berfungsi secara optimal kelak. Catatan: Pas untuk anak usia 7 tahun dan yang lebih besar lagi.

 Plusnya berolahraga rutin: Otot dan tulang lebih kuat, tubuh lebih ramping, menurunkan risiko terkena diabetes tipe dua, tekanan darah dan kolesterol lebih rendah, kualitas tidur lebih baik sehingga mudah konsentrasi dan menyerap pelajaran di sekolah, belajar berbagi, belajar berteman, mengembangkan rasa percaya diri, belajar bersaing secara sehat.





Cara Mendongeng


Langkah paling awal untuk mengembangkan potensi kecerdasan anak adalah dengan mendongeng atau bercerita. Ini adalah cara paling sederhana dan instan untuk merangsang kemampuan anak membaca. 

Anda dapat memulainya sejak anak masih dalam kandungan, sejak anak masih bayi, usia batita sampai prasekolah. Investasi dengan cara seperti ini memberikan hasil yang luar biasa saat anak menginjak usia sekolah dasar. Cara ini sederhana karena dapat dilakukan kapan pun, dengan atau tanpa buku cerita.

Bahan cerita dapat Anda karang sendiri, adaptasi dari dongeng yang sudah popular atau membacakan buku anak. Dengan menyebut kata dengan pengucapan yang tepat juga memudahkan anak untuk belajar kosa kata, ejaan yang tepat (secara lisan) dan mengenal huruf secara verbal atau lisan. Berkaitan dengan muatan cerita, mendongeng merangsang ketrampilan berpikir runtut atau sistematis. Karena banyak aspek perkembangan yang berkaitan dengan ketrampilan berpikir, bahasa, logika dan pengenalan unsure-unsur literasi maka ini adalah cara paling instan. 

Kapan dimulai? Sejak masih dalam kandungan, baru lahir dan sejak bayi, anak-anak sudah tertarik mendengarkan dongeng. Tak percaya?! Cobalah Anda membacakan buku cerita saat hamil sambil mengusap perut. Pastilah janin akan memberi tendangan lembut atau bergerak. Artinya, janin pun menerima rangsang suara Anda. Apalagi bayi! Meskipun bayi yang masih kecil memang belum bisa memahami betul apa yang Anda ceritakan, tetapi perubahan ekspresi dan intonasi dapat memancing anak untuk mengeksplorasi lebih lanjut bacaan atau paling tidak, ia akan menarik buku lalu menyentuh lembaran buku. 

Sayang robek. Tak jarang orang tua enggan memberikan buku yang sedang dibacakan pada bayi karena khawatir dirobek. “Buku ini saya saying-sayang, lho! Supaya awet sampai anak saya bisa membaca, eh tahu-tahu sudah dirobek … sedih, deh!,” demikian Yenny, seorang ibu muda yang bayinya hobi merobek kertas. Untuk bayi tipe ini, Anda dapat membelikan buku bayi dari kain atau dari papan yang biasanya dapat mengeluarkan musik saat disentuh bayi.  

Cara mudah menjadi story teller untuk anak Anda:
Jika Anda memiliki minat baca yang tinggi, Anda hanya perlu mencari buku anak yang dapat jadi referensi awal Anda bercerita. Tetapi jika Anda lebih banyak belajar dengan cara menonton, cobalah mencari film anak yang membantu Anda mengembalikan ingatan terhadap dunia anak. Saat bercerita, Anda harus membayangkan diri Anda tenggelam di dunia anak.

Bercerita di depan kaca. Jika Anda tidak pernah bercerita untuk anak, Anda dapat mengawalinya dengan belajar bercerita di depan kaca. Berceritalah untuk diri Anda sendiri, kembangkan imajinasi, gunakan beragam ekspresi dan intonasi.

Pilih cerita pendek. Sebagai awal, pilihlah cerita yang pendek. Awali dengan semangat, akhiri dengan tuntas dan tenang.    

Mulai sekarang. Kapan saat tepat bercerita? Mulailah sejak sekarang. Meskipun bayi masih dalam kandungan, atau bayi Anda masih kecil. Semakin sering bercerita maka akan semakin mahir.

Sering-sering lihat acara story telling yang kini banyak digelar di toko buku, pesta ulang tahun, di pusat perbelanjaan. Mencontoh dari sang ahli adalah cara paling instan. Dari sini mungkin Anda tak hanya akan jadi story teller anak, tetapi juga secara professional. Mungkin saja!


Cara Memandikan Bayi



Memandikan bayi baru lahir seringkali membuat banyak orangtua kecil hati. Apalagi di minggu-minggu pertama saat sisa tali pusatnya belum ‘puput’. Ini cara yang tepat.

Pada dasarnya, banyak dokter yang menyarankan untuk tidak memandikan bayi di usia tersebut dengan cara diguyur atau merendam tubuhnya di bak mandi. Bayi cukup dimandikan dengan cara diseka dengan waslap. 

Bila Anda masih ragu dengan caranya, ikuti saja panduan berikut ini:

1. Siapkan dahulu peralatannya seperti: air hangat dalam baskom ukuran sedang, shampo dan sabun bayi, waslap, dan handuk bayi.Pastikan suhu ruang tempat bayi hangat. Jangan sampai suhunya kurang dari 25 derajat C. Letakkan seluruh perlengkapan mandi di tempat yang terjangkau.Tuang air dingin ke dalam bak mandi si kecil, baru kemudian tuangkan air panasnya. Atur suhunya sampai berkisar 29-30 derajat C. Tinggi air kira-kira 5-8 cm dari dasar bak mandi. Bentangkan selembar handuk bersih di atas baby tafel atau meja bayi. Letakkan bayi  di atasnya,

2. Buka bajunya perlahan, bungkuslah dengan handuk dan baringkan di atas alas anti air.

3. Tutupi bagian tubuhnya yang sedang tidak Anda bersihkan dengan handuk agar ia tak kedinginan.

4. Bersihkan kelopak mata bagian atas perlahan dengan waslap yang sudah direndam air hangat dan diperas. 

5. Usap telinga bayi bagian luar. Kemudian, bersihkan dengan waslap lipatan-lipatan di leher, tangan dan kakinya.

6. Beri sedikit shampo di waslap dan gosok sampai keluar busanya, perlahan usapkan pada kepala si kecil. Bersihkan waslap dan usap lembut kembali kepala bayi hingga tak ada busa tersisa.

7. Untuk daerah kelamin, bersihkan dari arah depan ke belakang. Jika bayi Anda laki-laki dan belum disunat, tak perlu menarik ujungnya, cukup bersihkan bagian luarnya saja. Begitupun dengan penis bayi yang telah disunat. Jangan lupa membersihkan bagian bawah buah zakarnya.

Lanjutkan dengan memakaikannya popok dan baju. Jangan lupa untuk menaruh lipatan popok di bawah sisa tali pusat bayi. Nah, sekarang si kecil sudah bersih dan wangi kembali!




Rabu, 04 April 2012

Coba Lakukan ini ya, Pada Anak yang Pemalu


Beberapa anak pada dasarnya memang terlahir pemalu. Itulah yang dikatakan Marilyn Greene, spesialis anak usia dini di Agoura Hills, California. Nyatanya, memang ada gen pemalu yang diwariskan. Meskipun ia tidak harus menjadi pemberani, Anda harus tetap mendorongnya untuk mengatasi rasa malunya dan membuatnya keluar dari ‘tempurung’-nya. Inilah beberapa cara yang bisa Anda coba:

- Cukup melambai. Itulah pilihan yang ditawarkan Deborah Skolnik, staf Parenting AS pada putrinya, Genie (5), kalau dia bertemu dengan orang baru. “Saya bilang padanya kalau ia tidak harus mengatakan apa-apa, dan cukup memberi lambaian tangan,” katanya. “Biasanya, hal itu membantunya menjadi lebih terbuka.”

- Libatkan dia. Sesudah memperkenalkan dia pada seseorang, libatkan dalam percakapan. Setelah melalui ‘pemanasan’, umumnya rasa malunya sudah jauh berkurang.

- Lakukan persiapan. Sebelumnya, berikan sedikit gambaran tentang siapa saja yang akan ia temui dan seperti apa mereka. Dengan cara itu, orang-orang baru tersebut tidak akan menjadi orang yang sama sekali asing baginya.

- Biarkan ia mengikuti orang lain. Di restoran, biarkan ia mendengarkan yang lain memesan sesuatu. Ia juga akan memesan makanan, misalnya, kalau ia melihat hal itu mudah saja dilakukan.

- Jangan memaksa. “Hal itu justru bisa berbalik,” kata Greene. Setiap paksaan akan membuatnya semakin menarik diri. Jadi, sebaiknya Anda membujuknya dengan lembut. Tapi, kalau rasa malunya sudah mempengaruhi kemampuan belajar atau bertemannya, coba konsultasikan pada psikolog anak. ~ Jennifer Kelly Geddes



'Panduan' Memberi Hukuman Bagi Anak


ketika anak berbuat kesalahan, hampir 90 persen orang tua mengaku pernah memberikan hukuman fisik. Padahal sudah banyak psikolog melarang orang tua menghukum anak secara fisik, karena dapat berlanjut ke kekerasan fisik.

Sebuah penelitian dari University of New Orleans, AS, menyimpulkan tiga hukuman untuk anak berikut ini adalah yang paling efektif dibandingkan memukul, yaitu:

1. Mendiamkan atau memberikan mereka waktu sendiri untuk merenungi kesalahannya. Setelah itu, baru ajak dia mengobrol menanyakan apa alasan anak berulah.

2. Memberikan anak tugas rumah tambahan.

3. Tidak memperbolehkan anak melakukan aktivitas favoritnya untuk sementara. Misalnya, tak diizinkan bermain internet dan menonton teve selama seminggu.

Kekerasan memang bukan solusi terbaik. Sebab, meski orang tua hanya sesekali memukul anak, tetap saja dapat membuat anak cenderung mudah stres dan tidak percaya diri.

"Kuncinya adalah konsistensi. Memberikan hukuman fisik, bagi Anda mungkin cukup keras sehingga si kecil bisa menghentikan kenakalannya. Tapi, cara itu justru bisa menimbulkan masalah yang lebih besar. Lebih baik menggunakan tipe untuk mendisiplinkan anak dan fokus pada konsistensi," kata Dr. Paul Frick, salah satu pengajar dariUniversity of New Orleans, AS.

Pada penelitian ini, Dr. Frick dan tim peneliti mengamati dampak dari kekerasan fisik pada 98 anak. Dampaknya ternyata lebih banyak negatifnya. Pelajaran yang didapat anak justru, jika sedang marah pada seseorang, kita diperbolehkan untuk memukul.

"Kuncinya adalah memiliki beragam bentuk hukuman yang tergantung pada usia anak. Pada anak yang masih di bawah 5 tahun, lebih baik diberi hukuman dengan mendiamkannya. Sedangkan bagi anak yang berusia di atas lima tahun, akan lebih baik jika diberi hukuman tambahan tugas rumah dan tidak diizinkan melakukan aktivitas favorit anak untuk sementara. Tiga cara ini cukup efektif dan tanpa menyakiti anak-anak," ujar Frick, lewat hasil penelitian ini dimuat dalam 'Journal of Applied Developmental Psychology'.


Sekilas Diare pada Bayi


Diare merupakan satu dari lima penyakit umum yang sering dijumpai anak-anak. Diare juga salah satu penyebab utama kematian pada anak di dunia, khususnya negara berkembang.

Diare dalam dunia medis didefinisikan sebagai perubahan konsistensi kadar air tinja yang melebihi batas normal (10 cc / kg / hari).

Kondisi tersebut menyebabkan frekuensi buang air besar selama lebih dari 3 kali per hari. Bagi Anda yang mempunyai newborn dan bingung mengapa Si Kecil buang air lebih dari satu kali sehari, Anda tidak usah khawatir.

Karena menurut Dr. Zulfa Indah K. Fadli, B.Med.Sc, newborn akan mengalami buang air besar 3 kali sehari dengan kondisi tinja yang encer dan lembut hingga usianya menginjak 4 sampai 6 bulan.

Diare terbagi menjadi dua, yaitu diare kronis dan diare akut. Diare akut adalah jenis yang paling sering diderita anak-anak. Karakteristik diare akut adalah selain tinja sangat encer, ada bercak darah (walau tak tampak jelas), dan kadang disertai gejala tambahan seperti muntah, sakit perut, dan demam.

Diare umumnya disebabkan oleh infeksi baik dari bakteri maupun virus, alergi makanan, atau salah satu gejala penyakit imunologi. Namun, infeksi dari virus (rotavirus) adalah penyebab utama diare.

Diare Hilangkan Zat Penting di Tubuh

Akibat buang air terus-terusan, tubuh kehilangan elektrolit yang menyebabkan dehidrasi. Bila tak ditangani dengan baik akan menyebabkan komplikasi, kurang gizi yang memperlambat kerja otak, kematian, dan hipoglikemia. Hipoglikemia adalah berkurangnya glukosa dalam darah secara drastis.

Masih menurut Dr. Zulfa, sebuah penelitian telah membuktikan bahwa mengonsumsi probiotik dan seng (mineral) dapat mengurangi frekuensi diare dan menurunkan keparahan diare. Selain itu, pemberian ASI ekslusif juga dianggap mampu mencegah diare pada bayi dan balita, karena ASI eksklusif sangat terkait dengan antibodi dan gizi yang cukup untuk bayi.

Dr. Zulfa juga berpesan pada para orang tua untuk selalu menjaga kebersihan sebelum Si Kecil makan seperti; mencuci tangan sebelum dan setelah menyusui, menggunakan alat makan yang higienis, dan selalu menjaga kebersihan kamar mandi untuk memutus rantai infeksi dari virus dan bakteri



Tips Hindari Gumoh Bayi


Umumnya, gerakan sistem pencernaan manusia, atau yang biasa disebut peristaltik, bergerak turun dari kerongkongan hingga usus besar. Tapi apa yang terjadi bila gerakan tersebut melawan arus gravitasi?

Dalam bahasa kedokteran, hal ini disebut dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), yaitu asam lambung dan makanan yang sedang dicerna berjalan menuju kerongkongan dan mulut.

GERD tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga sering dijumpai pada bayi. Akibatnya, bayi jadi sering gumoh, sesak napas, dan mengeluarkan air liur yang berlebihan.

Seperti yang dilansir oleh www.acidreflux.org.uk, bila GERD tidak diobati, kemungkinan besar yang terjadi adalah kerusakan serius pada pencernaan bayi dan komplikasi serius seperti masalah hati dan jantung. Agar Si Kecil terhindar dari GERD coba beberapa tip berikut:

-Perhatikan posisi bayi selagi makan dan menyusui. Atur posisi duduk Si Kecil saat makan. Usahakan posisinya tidak terlalu tegak dan tidak pula terlalu condong ke belakang.

-Pola dan posisi tidur. Usahakan agar saat tidur kepala bayi terletak lebih tinggi dari tubuhnya (sekitar 30 derajat). Hal ini akan memudahkan gerakan peristaltik terus mengikuti gravitasi bumi saat Si Kecil tidur.

-Atur frekuensi menyusui. Sebelum tidur, pastikan agar Si Kecil tidak terlalu kenyang atau overfeeding yang dapat meningkatkan tekanan perut.

-Perhatikan pola konsumsi sehari-hari. Pola konsumsi orang tua ternyata cukup berpengaruh terhadap masalah pencernaan Si Kecil. Hindari makanan yang tinggi akan kafein seperti kopi, cokelat, dan teh. Selain kafein, hindari juga makanan tinggi asam, dan jauhkan bayi Anda dari zat nikotin serta polusi udara, seperti rokok.

-Pastikan buah hati Anda bersendawa sesuai kebutuhan. Bersendawa setelah makan akan membantu mengurangi tekanan lambungnya.

-Hindari baju yang terlalu ketat. Hindari pakaian atau popok yang terlalu ketat di sekitar pinggang bayi, karena akan membuat sistem pencernaannya terganggu


Minggu, 01 April 2012

Panduan Mendidik, Agar Anak Bahagia dan Mudah Beradaptasi


Ada banyak cara untuk mendidik dan membesarkan anak menjadi seorang yang gampang beradaptasi dan sosok pribadi yang berbahagia.

Ilmu pengetahuan memiliki beberapa trik untuk memastikan buah hati tumbuh dengan kepribadian mumpuni. Berikut beberapa studi untuk membesarkan anak dan menjadi orang tua yang baik, seperti dikutip LiveScience:


Bercanda dan Tertawa
Bercanda dengan si kecil membantunya agar sukses dalam kehidupan sosialnya kelak. Saat orangtua bergurau, anak menggunakannya sebagai alat berpikir kreatif, mampu menjadikannya modal berteman dan mengelola stres di kemudian hari, menurut penelitian Economic and Social Research Council 2011.

Bersikap Positif
Orangtua yang mengekspresikan emosi negatif atau bertindak kasar akan menjadikan buah hati agresif saat usia lima tahun. Jadi, jika sedang marah, cobalah lepaskan diri sebentar dari anak, agar anak tak tertular stres Anda. 

Keterampilan dan Kemandirian
Mengajarkan kemandirian dan keterampilan hidup sangat penting. Ini membuat anak ulet dan tabah menghadapi tantangan. Caranya antara lain memberi contoh kepada anak bagaimana mengelola pikiran dan emosi tanpa menindas orang lain, meningkatkan rasa kemanusiaan anak, atau berempati dengan penderitaan orang lain, serta memecahkan masalah.

Jaga Pernikahan
Bila ingin membentuk anak yang stabil, pernikahan yang Anda jalani juga harus kuat. Menurut penelitian yang diterbitkan pada Mei 2011 di jurnal Child Development, perceraian berkaitan dengan masalah tidur pada balita dan anak. Perceraian atau masalah dalam keluarga berkaitan erat dengan masalah perilaku anak hingga prestasi mereka saat bersekolah.

Perhatikan Kesehatan Mental
Jika Anda merasa tengah depresi, segera cari bantuan, demi diri sendiri dan buah hati. 
Penelitian menunjukkan, ibu yang depresi akan membuat bayi lebih diam daripada ibu yang sehat. Ibu depresi juga memiliki pola pengasuhan negatif yang meningkatkan stres pada anak. Studi pada 2011 menemukan anak yang dibesarkan dari ibu yang stres lebih cenderung stres saat mulai bersekolah.
Eratkan Hubungan dengan Anak
Hubungan yang dekat antara ibu dan anak laki-laki dapat membantu mengurangi masalah prilaku saat anak tumbuh jadi pria dewasa. Pengaruhnya bahkan lebih kuat ketimbang pada anak perempuan.

Studi dalam jurnal Child Development, menyoroti kebutuhan anak untuk menemukan 'dunia aman' sebelum mengarungi kehidupan sendiri. 

Mengelola Argumen Anak remaja
Remaja yang sering melawan dan menolak keinginan orangtua terkait dengan penolakan teman sebaya mereka di luar. Jangan khawatir bila Anda sering berargumen dengan anak. Bukan berarti anak-anak memusuhi  orangtuanya.
Ikatan yang aman menyiratkan adanya keinginan anak untuk tak terlalu tunduk pada orangtua. Dibalik itu, anak sebenarnya ingin dukungan.

Kenali Anak

Semua orangtua berpikir mereka tahu cara membesarkan anak. Tapi, tak ada ukuran yang sama dalam mendidik dan membesarkan masing masing anak. 

Orangtua yang menyesuaikan pribadi anak dengan gaya mendidik mereka memiliki kecemasan dan depresi setengah lebih sedikit daripada orangtua yang kaku, menurut studi 2011 di Jurnal Psikologi Anak Abnormal.

Anak yang kesulitan mengelola emosi memang membutuhkan bantuan, tapi jangan mencampurinya terlalu jauh. Kuncinya, berikan dukungan sesuai sinyal yang diminta anak.